Senin 20 Sep 2021 14:13 WIB

Parpol Rusia Pendukung Putin Menangi Pemilu Rusia

Rusia Bersatu telah memenangkan lebih dari 45 persen suara.

Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP/Grigory Sysoev/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW  -- Partai Rusia Bersatu yang berkuasa dan pendukung utama Presiden Vladimir Putin, mempertahankan kursi mayoritasnya di parlemen setelah pemilihan selama tiga hari. Pemilihan digelar di tengah tindakan Putin menumpas para pengkritiknya.

Kendati demikian, partai itu kehilangan sekitar seperlima dari dukungannya, menurut hasil sementara pada Senin. Dengan 33 persen suara yang dihitung, Komisi Pemilihan Pusat mengatakan Rusia Bersatu telah memenangkan lebih dari 45 persen suara.

Baca Juga

Saingan terdekatnya, Partai Komunis, meraih sekitar 22 persen suara.Meskipun hasil itu merupakan kemenangan yang mengesankan, angka itu akan menjadi kinerja yang lebih lemah untuk Rusia Bersatu daripada terakhir kali pemilihan parlemen yang diadakan pada 2016.

Saat itu, partai tersebut memenangkan lebih dari 54 persen suara. Ketidakpuasan selama bertahun-tahun terhadap standar hidup yang merosot, juga tuduhan korupsi yang dilancarkan kritikus Kremlin yang dipenjara,Alexei Navalny,membuat dukungan semakin menurun.

Selain itu, gerakan taktis yang dilancarkan sekutu-sekutu Navalny terkait pemungutan suara tampaknya menimbulkan dampak negatif lebih lanjut.Para kritikus Kremlin mengatakan pemungutan suara itu dalam segala aspeknya hanyalah penipuan. 

Rusia Bersatu akan bernasib jauh lebih buruk dalam penyelenggaraan pemilu yang adil. Sebelum pemilihan berlangsung, kata mereka, ada tindakan keras berupa larangan terhadap gerakan Navalny.

Sekutu-sekutu Navalny dilarang ikut bersaing dalam pemilu.Larangan itu, kata para kritikus, juga menargetkan organisasi-organisasi media dan nonpemerintah.

Hasil pemilu tampaknya tidak akan mengubah peta politik di Rusia.Putin, yang telah berkuasa sebagai presiden atau perdana menteri sejak 1999, masih mendominasi menjelang pemilihan presiden berikutnya pada 2024.

Putin belum mengatakan apakah dia akan mencalonkan diri.Pemimpin berusia 68 tahun itu tetap menjadi tokoh populer di kalangan banyak orang Rusia yang memujinya karena sanggup menghadapi negara-negara Barat dan memulihkan kebanggaan nasional.

Hasil sementara menunjukkan Partai Komunis finis di urutan kedua, disusul Partai LDPR yang nasionalis dengan sekitar sembilan persen. Kedua partai itu biasanya mendukung Kremlin pada isu-isu kunci.

Pada pawai perayaan di markas Rusia Bersatu yang disiarkan televisi pemerintah, Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin, sekutu dekat pemimpin Rusia, berteriak, "Putin! Putin! Putin!" ke kerumunan yang menggemakan teriakannya sambil mengibar-ngibarkan bendera.

Beberapa sekutu Navalny mendorong masyarakat agar bersikap taktis dalam mengikuti pemungutan suara untukmelawan Rusia Bersatu.Taktik yang dimaksud adalah para pemilih mendukung kandidat yang kemungkinan besar akan mengalahkan partai penguasa itu di suatu distrik pemilihan. Navalny sendiri saat ini sedang menjalani hukuman penjara karena pelanggaran pembebasan bersyarat --tuduhan yang ia bantah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement