REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Menteri Agama Saudi Abdullatif Al-Sheikh menegaskan bahwa Arab Saudi terus melakukan penyebaran paham moderasi dalam semua masalah agama. Dia juga akan membersihkan mimbar masjid dari ceramah yang menganjurkan apa pun yang bertentangan dengan pendekatan moderasi.
Saat menghadiri acara mingguan di saluran televisi MBC, Al-Sheikh mengatakan bahwa Hari Nasional tidak dirayakan sebagai hari festival karena orang menganggap hanya dua Idul Fitri yang harus ditandai sebagai festival dan beberapa orang di masa lalu melarang perayaan hari itu.
Tapi, hari ini, lebih tepatnya adalah hari ketika orang-orang Arab Saudi mengingat apa yang telah Tuhan berikan kepada mereka dalam hal penyatuan dan berkumpulnya warga negara yang tinggal di luar negeri.
“Apa yang kami lakukan sekarang adalah pengingat kepada generasi tentang berkah besar yang telah Tuhan berikan kepada mereka – berkah keamanan dan stabilitas, pelayanan ke Dua Masjid Suci dan tempat-tempat suci dengan cara terbaik,” kata dia sembari menekankan bahwa apa yang dilakukan kementerian ini berasal dari Alquran dan Sunnah Nabi (saw).
Dia mencatat peran orang-orang Arab Saudi dalam menjaga negara ini tetap utuh dan menikmatinya.
“Mereka tinggal di negara tauhid murni dan negara yang menampung Dua Masjid Suci. Kami berada dalam kondisi terbaik kami dan kami harus bersatu dengan pemimpin kami yang bijaksana, yang memberikan layanan paling berharga bagi negara dan warga negara. Targetnya sekarang adalah warga negara dengan agamanya, keamanan dan stabilitasnya, dan dalam negara yang kita tinggali ini, kita harus membela negara ini, dan mempertahankan agama kita yang sebenarnya dan doktrin tauhid yang memerintahkan kita untuk mendengarkan dan mematuhi perintah pemimpin kita dan untuk melindungi tanah air kita,"ujar dia.
Al-Sheikh mengatakan bahwa semua imam dan khatib saat ini bekerja sama dengan kementerian dan ingin mengimplementasikan apa yang dikeluarkan oleh kementerian tersebut. Al-Sheikh meminta semua orang untuk bersatu di belakang kepemimpinan mereka sambil melayani tanah air dan warga.
“Kerajaan sekarang menikmati kebaikan, keamanan, stabilitas dan iman, dan karena itu ekstremisme tidak ada hubungannya dengan agama Islam dan seruan untuk ekstremisme datang dari luar Kerajaan. Ekstremisme tidak lain adalah badai dalam cangkir teh, dan musuh menggunakan ini sebagai upaya untuk menyebarkan hasutan,” kata dia.
Al-Sheikh menekankan bahwa peraturan diterapkan secara ketat, dan tidak ada yang dikecualikan dari ini dan tidak ada yang kebal hukum.
“Di masa lalu, beberapa imam dan khatib melanggar arahan dalam proporsi yang sederhana, tetapi sekarang semua orang bekerja sama dan ingin menerapkan semua yang datang kepada mereka dari kementerian, dan mereka memiliki rasa religius dan patriotik, kesetiaan kepada kepemimpinan dan cinta untuk negara,” tambah dia dilansir di saudigazette.co.sa, Ahad (19/9).