REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan memaksimalkan pendidikan inklusif dengan menggabungkan proses pembelajaran anak-anak normal dengan anak berkebutuhan khusus guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan daerah itu.
"Kita segera menyiapkan unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan inklusif ini," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Senin (20/9).
Ia mengatakan dalam meningkatkan pendidikan inklusif ini, Pemprov Kepulauan Babel juga sedang meningkatkan berbagai fasilitas Sekolah Luar Biasa (SLB) secara bertahap, seperti pendirian asrama maupun pengadaan kendaraan antar jemput untuk para siswa.
Selain itu, untuk kesuksesan penyelenggaraan sistem pendidikan inklusif harus didukung tenaga pengajar yang kompeten di bidangnya, sehingga ke depan harus memperbanyak guru khusus tersebut.
"Tentunya pembelajarannya akan sangat berbeda dengan siswa pada umumnya, hal inilah yg kita terus kembangkan dan perlu masukan dari masyarakat," ujarnya. Ia berharap masyarakat mendukung program ini, karena keterlibatan masyarakat sangat penting dalam membentuk karakter anak berkebutuhan khusus maupun kaum difabel.
"Jangan sampai mereka canggung, takut, dan tidak percaya diri, kita harus melibatkan mereka agar mereka semakin percaya diri," katanya.
Menurut dia dengan dioptimalkannya pendidikan inklusif tentunya dapat membuat anak berkebutuhan khusus tidak merasa dikucilkan, maka kesuksesan penyelenggaraan sistem pendidikan inklusif harus didukung oleh seluruh masyarakat."Dengan adanya sistem pembelajaran ini, akan memungkinkan siswa difabel yang mengalami disabilitas intelektual untuk tumbuh dan berkembang karena bergabung pada lingkungan yang sama," ujarnya.