Senin 20 Sep 2021 15:55 WIB

Manipulasi Deepfake Semakin Sulit Diungkap

Membuat video atau foto palsu di internet kini semakin mudah.

Red: Dwi Murdaningsih
Berita-berota hoaks terkait vakisn Covid-19 masih kerap ditemukan beredar (ilustrasi)
Foto: Republika
Berita-berota hoaks terkait vakisn Covid-19 masih kerap ditemukan beredar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejalan dengan makin majunya teknologi, manipulasi foto atau video juga makin canggih sehingga makin sulit diungkap. Seperti apakah detektor yang tepat?

Zaman sekarang, sebuah foto sudah cukup untuk membuat video palsu. Itu sebenarnya mengesankan. Dengan inteligensia artifisial, program khusus dalam tiga menit bisa membuat foto manapun tampak hidup seperti video, dan mengontrolnya dari jarak jauh.

Baca Juga

Video palsu bahkan ada yang bisa dibuat dalam waktu kurang dari tiga menit. Itu menunjukkan apa yang sudah bisa dicapai teknologi ini, di zaman sekarang.

Ahli teknologi media Touradj Ebrahimi dan timnya yang terdiri dari sejumlah spesialis terutama berusaha mendeteksi deepfake, atau kepalsuan mendalam semacam ini, secara otomatis. Hal ini sangat penting bagi masa depan.

"Detektor 'deepfake' tidak akan sempurna. Tapi akan bisa mengungkap kepalsuan dalam sebagian besar video palsu. Kerap itu sudah cukup,“ demikian diungkap Touradj Ebrahimi dari Multi Signal Processing Group, EPFL.

Detektor harus makin canggih

Ia menambahkan, yang penting, detektor ini harus mampu terus mengembangkan diri selangkah dengan perkembangan teknologi deepfake. Jadi terus-menerus membandingkan dan memperbaiki diri.

Deepfake juga jadi masalah bagi perekonomian. Tepatnya, mengungkap gambar palsu sekarang semakin penting. Apalagi dalam urusan seperti penipuan asuransi. Oleh sebab itu, para ahli gambar mencari jalan untuk bisa melacak tanda-tanda tertentu dalam sebuah gambar, yang bisa mengatakan dengan jelas, bahwa sebuah gambar palsu.

Piranti lunak cerdas yang bisa mengungkap kepalsuan mendapat sejumlah besar gambar dan video palsu, dan belajar untuk mengenali anomali. Begitu sebuah tanda kepalsuan terdeteksi, sebuah kotak berwarna merah menunjukkan, pada gambar itu ada yang dimanipulasi.

"Sekitar enam bulan lalu, video 'deepfake' masih bisa dideteksi dengan mudah. Gambarnya agak terganggu, jadi bisa dilihat dengan mudah, ada yang tidak benar.“

Tapi sekarang, video-video itu sudah hampir sempurna. “Hanya dalam waktu 3 sampai 9 bulan, 99,9 persen orang tidak akan sadar lagi, jika mereka melihat video palsu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement