Senin 20 Sep 2021 16:56 WIB

Wisatawan Berdatangan, Pelaku Wisata Sleman Agar Bersiap

Pemkab Sleman mendorong pelaku usaha mendapatkan sertifikat CHSE

Red: Hiru Muhammad
Warga yang lolos pemindaian aplikasi peduli lindungi berwisata di kawasan wisata Tebing Breksi, Sleman, Yogyakarta, Ahad (19/9). Selain penggunaan aplikasi peduli lindungi, kini pembatasan kendaraan plat nomor ganjil genap juga diterapkan menuju kawasan wisata Tebing Breksi. Jumlah pengunjung di Tebing Breksi masih sangat sedikit, karena banyak yang pulang imbas wisatawan yang belum vaksin.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Warga yang lolos pemindaian aplikasi peduli lindungi berwisata di kawasan wisata Tebing Breksi, Sleman, Yogyakarta, Ahad (19/9). Selain penggunaan aplikasi peduli lindungi, kini pembatasan kendaraan plat nomor ganjil genap juga diterapkan menuju kawasan wisata Tebing Breksi. Jumlah pengunjung di Tebing Breksi masih sangat sedikit, karena banyak yang pulang imbas wisatawan yang belum vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Pemkab Sleman mendukung gerakan wisata sehat yang diinisiasi Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY. Di Sleman, sosialisasi wisata sehat mulai dilaksanakan di Kalurahan Sardonoharjo, Kapanewon Ngaglik, akhir pekan lalu.

Gerakan ini untuk mendukung program wisata dan ekonomi kreatif dalam rangka pemulihan ekonomi pada masa pandemi, khususnya sektor wisata. Gerakan berisi panduan penerapan protokol kesehatan ke daerah penyelenggara kegiatan wisata.

Ketua BPPD DIY, GKR Bendara mengatakan, Kabupaten Sleman memiliki potensi wisata yang istimewa mulai dari desa wisata sampai ruang kreatif. Wisata yang ada menyasar semua kalangan, bisa berjejaring dan menumbuhkan peluang baru.

Maka itu, ia mengapresiasi Pemkab Sleman yang terus menggiatkan pariwisata dengan standar protokol kesehatan agar mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif. Bendara berharap, penurunan status PPKM untuk Sleman memberikan kabar baik."Menjadi motivasi membangkitkan ekonomi pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Bendara.

Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa meminta, pelaku wisata dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata di DIY, khususnya Sleman, dapat mempersiapkan diri lebih baik. Terutama, menyongsong kehadiran wisata dengan menerapkan prokes ketat.

Hal itu penting demi mencegah penyebaran covid. Untuk mendukung gerakan wisata sehat, saat ini Pemkab Sleman terus menggencarkan dorongan pelaku wisata untuk bisa mendapatkan sertifikat Cleanliness, Health, Safety dan Environment (CHSE).

Sebab, CHSE pada dasarnya penerapan protokol kesehatan di bidang pariwisata. Sertifikasi tersebut merupakan bukti kalau pelaku usaha wisata telah memiliki, menerapkan, hingga meningkatkan protokol kesehatan di usahanya masing-masing. "Selain itu, wisatawan dan masyarakat dapat merasa terjamin dengan pemenuhan standar protokol kesehatan CHSE," ujar Danang.

Di sisi lain, Pemkab Sleman juga masih terus menggencarkan vaksinasi massal untuk masyarakat. Terakhir, vaksinasi dilakukan dilakukan di Dusun Cupuwatu II, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan, bekerja sama pihak-pihak swasta.

Danang mengungkapkan, sejauh ini program vaksinasi di wilayah Sleman mencapai  sekitar 67 persen untuk dosis pertama dan 35 persen untuk dosis kedua. Ia menuturkan, setiap harinya rata-rata bisa diberikan 7.000-10.000 dosis vaksin.

Akhir tahun ini masyarakat Sleman yang menerima vaksin sudah mencapai 80 persen. Sehingga, selain kegiatan-kegiatan bidang wisata, proses belajar mengajar dan aktivitas sosial ekonomi dapat dibuka dan dijalankan lagi.

"Harapan kami dengan kerja sama yang baik dan terus dilakukan target vaksinasi dapat kita capai agar kekebalan komunal segera kita dapatkan, mengingat capaian target vaksinasi juga salah satu syarat menurunkan level PPKM," kata Danang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement