REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menegaskan kembali larangan Republik Islam ini tentang olahraga kompetitif dengan orang Israel. Khamenei juga menjanjikan dukungan bagi atlet yang mendapat langkah disipliner oleh badan internasional lantaran menghormati larangan itu, Sabtu (18/9).
Iran tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara. Para pejabat tinggi Iran bahkan kerap menyerukan untuk kehancuran Israel. Karena itu, para atlet Iran biasanya menahan diri agar tidak menghadapi lawan Israel baik dengan mengorbankan pertandingan maupun dengan tidak berpartisipasi.
Di sisi lain, tindakan mereka itu memang menghasilkan pujian dari para pejabat tinggi Iran, namun terkadang hal itu mengakibatkan langkah disipliner dari badan internasional.
"Atlet Iran yang layak atas nama itu tidak dapat berjabat tangan dengan perwakilan dari rezim kriminal untuk memenangkan sebuah medali," kata Khamenei pada penerimaan para peraih medali Iran dari Olimpiade Tokyo 2020, dilansir di Times of Israel, Senin (20/9).
"Rezim Zionis yang tidak sah dan haus darah itu mencoba memenangkan legitimasi dengan mengambil bagian dalam acara olahraga internasional yang dihadiri oleh arogansi dunia (Washington dan Barat), dan atlet kami tidak bisa berdiri diam-diam," katanya dalam komentar yang diunggah di situs resminya.
Di Olimpiade Tokyo, Iran memenangkan tujuh medali Olimpiade, tiga di antaranya emas, serta 24 medali paralimpiade. Khamenei menginstruksikan kementerian olahraga dan kementerian luar negeri, serta bagian peradilan, untuk mengerahkan sumber daya hukum mereka untuk mendukung atlet dari Iran dan negara-negara Muslim lainnya, seperti Aljazair yang baru-baru ini didisiplinkan.
Dia mengacu pada atlet Aljazair Judoka Fethi Nourine yang menarik diri dari pertandingan Tokyo setelah ia berlalu lantaran kemungkinan pertandingan melawan lawan Israel. Tindakannya kemudian membuatnya ditangguhkan dari kompetisi internasional.
Dua tahun lalu, seorang Judoka Iran, Saeid Mollaei membelot setelah diperintahkan sengaja mundur di acara Piala Dunia untuk menghindari pertandingan dengan lawan Israel Sagi Muki di final. Dia berkompetisi di Tokyo di bawah bendera Mongolia, memenangkan medali perak untuk negara angkatnya.
Federasi Judo Internasional menangguhkan Iran dari olahraga itu atas kasus Moleei, meskipun larangan itu dibatalkan awal tahun ini oleh Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga. Kasus terkenal lainnya adalah presiden Federasi Judo Iran saat ini Arash Miresmaeili, seorang juara dunia Judo dua kali yang menunjukkan keberatan atas pertandingannya melawan Israel pada Olimpiade 2004 di Athena dan didiskualifikasi.