REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison berangkat ke Washington untuk bertemu kepala-kepala negara anggota Quad. Aliansi Australia, Amerika Serikat (AS), India, dan Jepang dalam menghadapi pengaruh China.
Pertemuan ini digelar di tengah krisis diplomasi yang terjadi setelah Negeri Kanguru membatalkan kesepakatan kapal selam dengan Prancis senilai 40 miliar dolar AS. Australia memilih bekerja sama dengan AS dan Inggris untuk membangun delapan kapal selam tenaga nuklir melalui kerjasama keamanan trilateral.
Prancis mengatakan hubungannya dengan Australia dan AS sedang dalam 'krisis'. Paris juga memanggil duta besarnya dari Washington dan Canberra.
Sementara, Australia berusaha meredam ketegangan dengan mengatakan menyesali insiden tersebut. Morrison tetap menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Boris Johnson dan Presiden Joe Biden yang mengancam semakin membuat Prancis marah.
"Prancis sangat tidak terkesan dan melihat Morrison, Biden dan Johnson bersama-sama hanya sedikit memperbaiki hubungan," kata pengajar ilmu politik Flinders University Haydon Manning, Senin (20/9).
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga juga akan menghadiri pertemuan kepala negara anggota Quad pekan ini. Dua orang sumber yang mengetahui tentang pertemuan tersebut mengatakan Quad akan membahas Covid-19, perubahan iklim dan keamanan regional.
"Ini tentang memastikan mendahulukan kepentingan kedaulatan Australia untuk emmastikan rakyat Australia dapat hidup dengan damai dengan banyak orang lainnya di kawasan kami," kata Morrison pada wartawan di Sydney sebelum berangkat ke Washington.
Salah satu sumber mengatakan diperkirakan Quad akan mengumumkan kerja sama empat negara lebih lanjut. Tapi, Australia tidak akan mengumum penguatan kerjasama dalam bidang perubahan iklim dengan AS.
Morrison telah menolak target nol emisi tahun 2050 dan menjelang pertemuan perubahan iklim di Glasgow pada 31 Oktober hingga 12 November mendatang ia ditekan untuk melakukan upaya lebih banyak dalam mengatasi pemanasan global.
Morrison juga menghadapi tekanan di dalam negeri setelah menteri inovasi dan pengetahuannya Christian Porter mengundurkan diri. Setelah ia menerima sumbangan anonim saat ia menggugat stasiun televisi Australia atas pencemaran nama baik.
