REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan mekanisme penggabungan sejumlah BUMN merupakan hal yang normal sebagai tahap terakhir pembentukan holding pangan.
Toto menyebut penggabungan BUMN ditujukan terhadap BUMN-BUMN yang memiliki bisnis utama yang serupa. Toto mencontohkan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang menyerap BGR Logistics lantaran memiliki kesamaan fokus di sektor perdagangan dan logistik.
"Dengan penggabungan ini maka diharapkan efisiensi operasi dan skala bisnis bisa ditingkatkan. Jadi value of companies bisa meningkat," ujar Toto saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Senin (20/9).
Toto menilai proses penggabungan BUMN merupakan antisipasi Kementerian BUMN yang tengah memperkuat rantai pasok dari hulu ke hilir sebelum holding terbentuk. Menurut Toto, Kementerian BUMN ingin memperkuat daya saing dan efisiensi produsen pertanian dan perikanan di sektor hulu, memperkuat fungsi offtaker dalam menyerap hasil produksi, dan memperluas jaringan distribusi dan warehousing.
"Semua sumber daya ini relatif tersedia di rencana holding pangan yang akan didirikan," ucap Toto.
Direktur Utama PT RNI (Persero), Arief Prasetyo Adi mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangani penggabungan BUMN pangan sebagai proses menuju holding BUMN pangan melalui tiga peraturan pemerintah (PP).
Arief menyampaikan terdapat tiga BUMN yang bergabung dengan tiga BUMN lain dalam klaster pangan. Pertama, PT Bhanda Ghara Reksa atau BGR Logistics yang bergabung dengan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), PT Pertani masuk ke dalam PT Sang Hyang Seri, dan PT Perikanan Nusantara melebur ke dalam PT Perikanan Indonesia.
"Sesuai arahan Menteri BUMN Erick Thohir, penggabungan dari enam menjadi tiga BUMN pangan ini merupakan tahap kedua yang harus dilakukan sebagai proses persyaratan pembentukan holding BUMN pangan," ujar Arief.