REPUBLIKA.CO.ID, BANJARBARU -- Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor mengingatkan, pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama masyarakat nelayan.
Paling penting lagi menjaga ekosistem dan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan. Hal itu disampaikan Paman Birin sapaan akrabnya saat memberikan pemikiran sekaligus pengantar pada Seminar Internasional dan Pertemuan Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI) Ke-13.
Seminar yang memiliki tema “Pengembangan Teknologi Perikanan Lahan Basah Berbasis 5.0, untuk Mendukung Ekonomi Kerakyatan” digelar secara virtual, di Command Centre Setdaprov Kalsel, Senin (20/9) pagi. Paman Birin menjelaskan, Kalsel memiliki sumber daya kelautan sampai dengan 12 mil laut di 5 kabupaten pesisir laut.
Kalsel memiliki potensi sumber daya perikanan daratan yang terdiri dari sungai, waduk, rawa, danau, dan genangan air yang tersebar pada 13 kabupaten/kota. "Penting saya sampaikan dalam forum ilmiah ini pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan harus memberikan dampak besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama para nelayan," tuturnya.
Kalsel sebut Paman Birin termasuk masyarakat yang gemar mengkonsumsi ikan, terutama ikan lokal yang habitat hidupnya berada di lahan basah. Posisi Angka Konsumsi Ikan (AKI) masyarakat Kalsel walaupun di masa pandemi Covid-19 tetap berada di atas rata-rata AKI regional kalimantan dan AKI nasional.
“Di Banua kami, ada namanya ikan haruan atau ikan gabus yang sangat digemari masyarakat Kalsel” tuturnya.
Paman Birin berharap, eksisting sumber daya kelautan dan sumber daya perikanan daratan tersebut, semua harus mendapatkan perhatian dan kesempatan yang sama. Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota terus berpartisipasi, berkontribusi, dan berkolaborasi sesuai tugas dan fungsi serta kewenangannya masing-masing. Ini memiliki tujuan sama yakni peningkatan kesejahteraan pelaku usaha perikanan dan perekonomian daerah yang lebih baik.
Lebih lanjut Paman Birin mengatakan, melalui kegiatan seminar internasional dan pertemuan MPHPI ke-13, merupakan momentum strategis untuk bersama-sama memberikan sumbang pemikiran, ide, dan gagasan yang inovatif dalam rangka percepatan pengelolaan sumber daya perikanan secara terpadu.
Lebih khusus yang berada di Kalsel, agar pembangunannya lebih berhasil guna, berdaya guna, dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Terkait tema yang diangkat dalam seminar ini, Gubernur Kalsel menyebut sangat relevan, apalagi di tengah situasi pandemi covid-19 ini. Paman Birin berpesan, pengembangan teknologi perikanan lahan basah ini hendaknya tidak saja memperhatikan aspek pembangunan ekonomi,tetapi juga harus mempertimbangkan aspek sosial, budaya, dan lingkungan mengedepankan kearifan lokal.
“Sehingga program/kegiatan yang akan dijalankan dapat terasa lebih “membumi” serta dapat memotivasi keterlibatan masyarakat setempat, terutama dengan memanfaatkan kearifan lokal yang harus dipertahankan dalam pelaksanaan pembangunan perikanan yang berwawasan ekonomi lingkungan,” pesan Paman Birin.
Seminar Seminar Internasional dan MPHPI ke-13 juga dihadiri Rektor ULM Banjarmasin, Sutarto Hadi yang menyampaikan opening speech serta Menteri Kelautan dan Perikanan, Wahyu Sakti Trenggono,ST MM yang menjadi Keynote Speaker. Pembicara lain baik dari perguruan tinggi Indonesia dan sejumlah negara, yaitu Amerika Serikat dan Italia.