REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- FIFA akan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) secara virtual dengan asosiasi sepak bola dari seluruh dunia pada 30 September. Pertemuan itu akan membahas rencana kalender internasional pria dan wanita, di antaranya wacana Piala Dunia setiap dua tahun.
Otoritas tertinggi sepak bola dunia itu mendukung untuk memperpendek jarak antara event pria dan wanita dari empat menjadi dua tahun. Pertemuan nanti akan menandai apa yang disebut FIFA sebagai fase baru dari proses konsultasinya yang juga melihat secara lebih luas jeda internasional, waktu istirahat, dan sebagainya.
Namun, Presiden UEFA Aleksander Ceferin menyatakan keprihatinan besar tentang rencana tersebut, dan anggota konfederasi pekan lalu meminta pertemuan puncak mendesak dengan FIFA. Konfederasi Amerika Selatan Conmebol juga menentang rencana tersebut, seperti halnya liga-liga di Eropa yang menampilkan semua kompetisi domestik utama di benua itu, termasuk Liga Primer.
KTT pada 30 September merupakan tambahan dari undangan terpisah yang dikirim oleh FIFA awal bulan ini kepada para pemangku kepentingan termasuk semua konfederasi, Asosiasi Klub Eropa, Forum Liga Dunia dan serikat pemain dunia Fifpro. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi yang pertama dari beberapa kesempatan untuk "debat konstruktif dan terbuka" pada proposal Piala Dunia dua tahunan tersebut.
"Fifa berkomitmen untuk menjadi forum debat yang bermakna dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk penggemar dan menantikan diskusi tentang pertumbuhan berkelanjutan sepak bola di semua wilayah dunia, di semua tingkat," tulis pernyataan FIFA dikutip dari Independent, Senin (20/9).
Sebelumnya FIFA telah merilis hasil survei penggemar pekan lalu yang menemukan mayoritas responden mendukung perubahan frekuensi Piala Dunia. Dari mayoritas itu, Piala Dunia paling disukai dua tahun sekali.