REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sebuah bus yang diubah menjadi klinik, parkir di sekitar markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Bus berwarna merah muda, biru, dan kuning tersebut menyediakan vaksinasi dan pengujian Covid-19 secara gratis.
Dalam pandangan baru tentang diplomasi vaksin, keberadaan bus tersebut merupakan langkah untuk menghindari penyebaran virus Corona di antara para pemimpin dunia dan delegasi yang hadir di markas PBB. Selain itu, bus vaksin juga bertujuan untuk mencegah sidang Majelis Umum PBB menjadi klaster baru virus Corona.
Bus klinik tersebut menawarkan tes gratis dan vaksin Johnson & Johnson kepada peserta selama sidang berlangsung dari jam 7 pagi sampai 11 malam waktu setempat. Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield pada Senin (20/9) melakukan tes Covid-19 di dalam bus klinik itu. Dia mendesak semua peserta yang menghadiri Majelis Umum untuk mendapatkan tes atau vaksinasi gratis.
"Peserta harus melakukan segala sesuatu untuk mengurangi penyebaran Covid-19 sehingga acara ini tidak menjadi acara penyebar (virus korona) super," kata Thomas-Greenfield.
PBB mengharuskan peserta untuk memakai masker dan divaksinasi. Siapa pun yang memasuki aula pertemuan harus secara efektif menyatakan bahwa mereka divaksinasi. Namun masalahnya mereka tidak perlu menunjukkan bukti.
PBB menyediakan lebih dari 80 gerai tes dan enam gerai vaksinasi Covid-19.
Pemimpin dunia pertama yang berbicara di Majelis Umum adalah Presiden Brasil Jair Bolsonaro. Dia merupakan seorang yang skeptis terhadap vaksin Covid-19. Dia mengatakan tidak membutuhkan suntikan vaksin, karena pernah menderita Covid-19. Sejumlah anggota delegasi Brasil berkumpul di bus klinik pada Senin untuk mendapatkan tes Covid-19. Tes ini diperlukan Brasil untuk masuk ke dalam aula pertemuan Majelis Umum PBB
Pada Ahad (19/9), Bolsonaro dan anggota kabinetnya makan pizza sambil berdiri di tepi jalan. New York City telah memerintahkan restoran untuk meminta bukti vaksinasi bagi pelanggan yang ingin makan di dalam ruangan.