Selasa 21 Sep 2021 10:02 WIB

Hubungan Dagang Australia-Uni Eropa Terancam

Keputusan Australia membatalkan pembelian kapal selam menyerang kepentingan Eropa.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
 Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan tentang prakarsa keamanan nasional di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, AS, 15 September 2021. Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kiri) dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berpartisipasi secara virtual.
Foto: EPA-EFE/Oliver Contreras
Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan tentang prakarsa keamanan nasional di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, DC, AS, 15 September 2021. Perdana Menteri Australia Scott Morrison (kiri) dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berpartisipasi secara virtual.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Ketua Komite Perdagangan Internasional Parlemen Eropa Bernd Lange mengatakan keputusan Australia membatalkan kesepakatan kapal selam dengan Prancis akan memicu kerumitan. Selain itu juga akan menunda kesepakatan perdagangan bebas Australia-Uni Eropa.

Menurut Lange keputusan Australia membatalkan kesepakatan 66 miliar dolar AS menyerang kepentingan Eropa. Di stasiun televisi Australian Broadcasting Corp ia mengatakan semuanya akan berjalan lebih rumit. "Sekarang muncul keraguan dan sejumlah negara anggota dapat meminta lebih banyak jaring pengaman dan lebih banyak pengaman dalam kesepakatan semacam itu, jadi saya kira dialog dan negosiasi akan memakan lebih banyak waktu," kata Lange, Selasa (21/9).

Baca Juga

Politisi dari Jerman itu mengatakan kesepakatan perdagangan bebas dengan Negeri Kanguru tidak dapat ditandatangani sampai pemilihan umum Prancis yang digelar bulan Mei mendatang. Lange mempertanyakan kemampuan Australia untuk dapat dipercaya.

"Pertanyaannya seberapa serius dan seberapa dapat dipercayanya Australia, oleh karena itu saat ini muncul diskusi mengenai bagaimana menangani kesepakatan perdagangan tapi saya kira tidak ada komitmen yang jelas untuk menghentikan negosiasi," katanya.

"Sekarang yang hilang adalah kepercayaan," tambah Lange.

Pekan lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan aliansi baru bersama Inggris dan Australia. Kerja sama pertahanan di Indo-Pasifik itu akan mempermudah Australia memperoleh kapal selam tenaga nuklir.

AS dan Inggris akan mengirimkan teknologi ke Australia untuk membangun delapan kapal selam tenaga nuklir. Kesepakatan ini mengganti kapal selam konvensional yang sebelumnya dipesan dari Prancis.

Baca juga : Jubir: ISIS Bukan Ancaman Taliban

Paris merespons pembatalan kesepakatan itu dengan menarik duta besarnya dari Washington dan Canberra. Senin (20/9) kemarin Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan ada 'krisis kepercayaan' terhadap AS.

Duta Besar Prancis untuk Australia Jean-Pierre Thebault membantah laporan media yang menyatakan Prancis melobi Uni Eropa untuk tidak menandatangani kesepakatan perdagangan bebas dengan Australia. Perjanjian tersebut sudah dinegosiasikan sejak 2018.

Menteri Perdagangan Australia Dan Tehan mengatakan ia tidak melihat ada alasan mengapa negosiasi tidak dilanjutkan. Sementara Perdana Menteri Scott Morrison terus membantah klaim Prancis yang mengaku mereka baru tahu kesepakatan kapal selam dibatalkan satu hari sebelum diumumkan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement