REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bek Chelsea Marcos Alonso, menyatakan tidak mau berlutut lagi sebelum kick-off pertandingan. Ia yakin kalau gestur anti-rasialisme itu sudah kehilangan kekuatannya. Bek kiri asal Spanyol itu akan menunjuk badge 'No Room for Racism' di jersey. Sementara pemain lain akan tetap berlutut.
Sejak pertandingan Liga Primer Inggris dimulai lagi pada musim panas 2020 setelah dihentikan karena pandemi, pemain, ofisial dan staf selalu berlutut sebelum pertandingan, sebagai perlawanan terhadap aksi rasialisme. Meski demikian, Alonso mengatakan akan terus melawan rasialisme dan segala bentuk diskriminasi.
''Saya hanya lebih suka meletakan jari saya di badge yang mengatakan tidak untuk rasialisme, seperti mereka yang melakukannya dalam olahraga lain dan sepak bola di negara lain,'' ucap Alonso, dikutip dari Sky Sports, Selasa (21/9).
Paling tidak, dengan menunjuk badge, tetap membuktikan bahwa dirinya melawan rasialisme dan menghormati semua orang. Sebab ia menilai, aksi berlutut sudah sedikit kehilangan kekuatan. Beberapa pemain di Liga Inggris maupun di Championship juga telah berhenti berlutut, karena menganggap aksi tersebut sudah kehilangan nilainya.
''Saya lebih baik melakukannya dengan cara ini dan untuk menunjukan saya sangat mendukung perlawanan terhadap rasialisme,'' tegas dia.