REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Dedi Supriadi mengatakan, sudah semestinya ada penambahan stasiun KRL Commuter Line di kawasan Jakarta International Stadium (JIS), Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dia pun setuju dengan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang menyediakan akses transportasi umum ke stadion berkapasitas 80 ribu penonton itu.
Menurut dia, JIS akan menjadi kawasan yang lebih baik jika didukung dengan moda transportasi yang terintegersi. "Masyarakat mesti mudah mengakses JIS dengan berbagai moda angkutan umum," kata Dedi saat dikonfirmasi Republika di Jakarta, Selasa (21/9).
Dengan adanya rencana tersebut, sambung dia, lahan parkir yang terbatas di JIS, tetap dapat dinikmati lebih oleh warga karena adanya fasilitas transportasi yang memudahkan. Selain itu, mereka yang nanti ingin menonton sepak bola, misalnya, tak perlu harus membawa kendaraan pribadi.
Ditanya soal pengawasan dan progres lanjutan mengenai wacana pembangunan itu, Dedi mengeklaim, dewan sudah melakukannya. Menurut dia, pengawasan sudah dilakukan oleh Komisi B DPRD DKI, yang ikut mengawal rencana pembangunan stasiun KRL di dekat JIS. Nantinya, stasiun tersebut berada di antara Stasiun Priok dan Stasiun Kampung Bandan.
Menyoal pengelolaan, kata dia, JIS diharapkan bisa dikelola secara terpisah dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro). Hal itu karena sudah terlalu beragamnya lini bisnis dari PT Jakpro, yang malah nanti tidak maksimal. "Pandangan saya pribadi, JIS ini perlu dikelola oleh perusahaan tersendiri nantinya, baik itu anak perusahaan Jakpro atau BUMD," kata politikus PKS itu.
PT Jakpro menggandeng PT KAI dan PT Transjakarta, dengan melibatkan Dinas Perhubungan DKI untuk membuka rute menuju JIS. Hingga kini, pembukaan transportasi, baik KRL maupun bus Transjakarta masih digodog berbagai pihak. Berdasarkan informasi, rencana integrasi transportasi massal itu, merujuk pada rekomendasi FIFA, sebagai penunjang penting demi mobilitas penonton.