REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam rangka merealisasikan komitmen Pertamina untuk memperluas pengembangan jaringan gas bumi rumah tangga dan pelanggan kecil (Jargas), Subholding Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk melaksanakan uji pasar Gaskita Program PGN Sayang Ibu di wilayah DKI Jakarta dan Tangerang. Uji Pasar diselenggarakan di Malaka Sari, Jakarta Timur secara seremonial hybrid, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan pada Selasa, (21/9).
Acara dihadiri oleh Kepala BPH Migas Erika Retnowati, Komite BPH Migas Wahyudi Anas, Basuki Trikora Putra, Saleh Abdurrahman dan Direktur Gas Bumi BPH Migas, Sentot Harijady BTP, Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas KESDM, Noor Arifin Muhammad dan Direktur Utama PT PGN Tbk, M Haryo Yunianto beserta jajaran, Selasa.
Di Jakarta sendiri terdapat 15.479 SR calon pelanggan gas bumi rumah tangga dengan nama brand produk Gaskita. Sedangkan di Tangerang sebanyak 37.929 calon pelanggan. Produk Gaskita ini ditawarkan kepada calon pelanggan dengan harga Rp 10 ribu per meter kubik.
"Dalam penentukan harga itu tentu kami memperhatikan berbagai aspek. Yang pertama tentu dari sisi pemerintah, bahwa kami itu bertugas untuk menjamin ketersediaan serta jangkauan dari gas bumi itu sendiri. Kemudian yang kedua adalah dari sisi badan usaha, sebagai badan usaha kan tentunya harus tetap untung kan ya. Tapi tentu saja kita akan menjaga keuntungannya itu masih dalam batas wajar. Kemudian juga tentunya kepentingan dari masyarakat." ujar Kepala BPH Migas, Erika Retnowati.
"Acara di Malaka ini merupakan bagian dari upaya pencapaian target jargas rumah tangga 4 juta pelanggan. Mari kita bersama untuk mencapai target pembangunan tersebut," imbuh Erika.
Direktur Utama PGN, M Haryo Yunianto menjelaskan bahwa penawaran khusus ini, pelanggan akan mendapatkan benefit-benefit lebih dari penggunaan gas bumi rumah tangga. Untuk pelanggan rumah tangga, akan mendapatkan gratis biaya instalasi sampai dengan kompor maksimum 15 meter, gratis biaya konversi kompor dari LPG ke gas maksimal 2 (dua) tungku, dan diskon untuk konversi water heater.
"Uji pasar Program PGN Sayang Ibu Gaskita di Jakarta ini merupakan salah satu pola pembangunan jargas yang dapat di copy paste di wilayah lain di Indonesia. PGN siap bekerjasama dengan berbagai pihak dalam proses pembangunan jargas dan mencapai target pemerintah," imbuh Haryo
Benefit dapat dirasakan oleh pelanggan rumah tangga atau usaha kecil, seperti gratis inspeksi pipa dan peralatan sebanyak 1 kali serta gratis asuransi kebakaran. PGN juga menerapkan digitalisasi layanan dengan penggunaan teknologi sistem smart meter gas, sehingga akan memudahkan dalam monitoring online pemakaian gas melalui aplikasi PGN mobile dan pencatatan meter otomatis.
Gaskita dapat menjadi solusi penggunaan energi gas bumi untuk hidup yang praktis, aman dan modern. Gas bumi disalurkan PGN menggunakan pipa sampai ke dapur atau lokasi usaha.
Gaskita disalurkan melalui jaringan distribusi gas pipa, sehingga selalu tersedia selama 24 jam. Pemakaian gas pada rumah tangga yaitu sekitar sekitar 4-50 m3 per bulan. “Pemakaian gas dibayarkan secara bulanan, sehingga membantu memudahkan pelanggan dalam perencanaan keuangan,” kata Haryo.
Kemudahan selanjutnya adalah pembayaran melalui ATM, minimarket modern, e-wallet, e-commerce seperti Tokopedia dan Shopee, Kantor Pos, dan PPOB.
Haryo melanjutkan, dengan kandungan gas metana yang berkualitas dapat menghasilkan api biru dengan pembakaran sempurna, tanpa perlu mengganti kompor. Gas pada GasKita juga memiliki bau yang menyengat bila terjadi kebocoran dan dapat langsung terurai di udara karena sifatnya yang lebih ringan daripada berat jenis udara, sehingga akan meminimalisir terjadi kebakaran.
Untuk registrasi berlangganan dapat dilakukan dengan klik www.pgn.id/daftar-gaskita, download PGN Mobile, via PGN contact center 1500645, atau melalui kantor Area PGN terdekat.
Haryo mengungkapkan, PGN akan menyusun roadmap tambahan pelanggan Jargas dan mulai tahun 2022, PGN menargetkan dapat membangun 1 juta sambungan Jargas RT yang dapat memberikan manfaat yaitu mengurangi impor LPG sebesar 144.000 ton per tahun, potensi penyerapan tenaga karja sebanyak 83.000 tenaga kerja, pemanfaatan TKDN hingga 70 persen, penghematan atas pemanfaatan gas bumi rumah tangga lebih dari Ro. 100 Milyar per tahun, serta mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan daya saing dan daya beli masyarakat.