Oleh : Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar
REPUBLIKA.CO.ID, — Tak ada sesuatu yang kebetulan. Tak ada kejadian yang sia-sia. Tak ada kejadian yang tak punya hikmah. Hanya manusia lebih sering terlambat memahami rahasia dan hikmah setiap peristiwa.
Salah satu kejadian alam yang sering terjadi tetapi dianggap peristiwa alam biasa yang belum dipahami ialah kejadian kilat (albarq).
Allah SWT sendiri menjamin bahwa tidak ada suatu ciptaan atau kejadian yang terjadi dalam keadaan sia-sia tanpa makna, sebagaimana ditegaskan dalam ayat:
ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ
“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran ayat 191).
Salah satu peristiwa yang sering terjadi dan disaksikan manusia ialah kejadian kilat dan halilintar. Dalam Alquran disebutkan:
هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ "Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat (al-barq) kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung." (QS Ar Rad 12).
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat (al-barq) untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya." (QS Ar Rum ayat 24).
Kedua ayat tersebut sejak 14 abad lampau sudah memberikan isyarat pelajaran penting terhadap umat manusia. Namun, baru akhir-akhir ini dapat dipahami dan diimplementasikan maknanya setelah sains dan teknologi, terutama laboratorium kimia, biologi, dan fisika mengalami perkembangan signifikan.
Ayat-ayat di atas menginformasikan kepada kita bahwa kilat (al-barq) bisa menimbulkan ketakutan karena cahaya atau bunyi guntur yang lahir karenanya. Namun, ketakutan lain, menurut kalangan akademisi ialah kilat sebagai proses kimiawi bisa menyebabkan penetasan telur-telur hama.
Lebih menakutkan lagi karena larva yang menetas melalui proses listrik alam (kilat) akan lahir hama-hama betina yang memungkinkan pengembangbiakannya lebih dahsyat. Inilah yang disebut "kilat membawa ketakutan" (khauf).
Namun, kilat juga menjanjikan harapan (thama') karena kilat amat penting artinya dalam proses nitrifikasi, yaitu proses oksidasi enzimatik yang dilakukan oleh sekelompok jasad renik/bakteri, sebagaimana kita ketahui dahulu ketika masih belajar di bangku SLTA.
Bakteri-bakteri yang lahir karena proses nitrifikasi ini menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah melalui dua proses. Pertama, proses nitritasi, yakni oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri tadi. Kedua, proses nitratasi, yakni oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat.
Dengan bantuan kilat (al-barq), nitrogen bebas yang sekitar 80 persen berada di udara itu dapat ditambat/difiksasi, terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang.
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia, yang biasanya diperoleh melalui proses penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap akar tumbuhan.
Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
Dengan bahasa sederhananya, nitrifikasi ialah sesuatu yang tadinya sangat diperlukan oleh tanaman, tapi tidak bisa dikonsumsi langsung tanpa melalui proses kimiawi. Subhanallah.