REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan, para penguasa baru Afghanistan harus memahami, peka, dan lebih menerima opini dan norma internasional, Senin (20/9) malam. Sikap tersebut harus diterapkan oleh Taliban jika menginginkan pengakuan dan bantuan dalam membangun kembali negara yang dilanda perang itu.
Qureshi mengatakan berbagai negara mengawasi untuk melihat kondisi yang berkembang di Afghanistan sebelum mempertimbangkan pengakuan. "Saya tidak berpikir ada orang yang terburu-buru untuk mengakui (Taliban) pada tahap ini," ujarnya.
Menteri Pakistan itu mengatakan tujuan negaranya adalah perdamaian dan stabilitas di Afghanistan. Untuk mencapai itu, Islamabad akan menyarankan agar warga Kabul memiliki pemerintahan yang inklusif.
Pernyataan awal Taliban, menurut Qureshi, menunjukkan bahwa kelompok yang memimpin Afghanistan saat ini tidak menolak gagasan itu. "Mari kita lihat," ujarnya.
Menurut Qureshi mengungkapkan harapan agar Taliban memenuhi janji mereka. Dia menyoroti tentang nasib anak perempuan dan perempuan dewasa yang akan diizinkan pergi ke sekolah, kampus, dan universitas.
Qureshi sangat mendesak Amerika Serikat dan negara-negara lain yang telah membekukan uang dari bekas pemerintah Afghanistan untuk melepaskannya. Permintaan itu karena mempertimbangkan uang Afghanistan yang dibutuhkan rakyat Afghanistan.