REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, mengatakan akan memberi Lebanon bahan bakar tambahan kapan pun negara itu memintanya. Dia menegaskan kerja sama antarpemerintah, termasuk dalam membantu Lebanon yang sedang mengalami krisis.
"Dalam hal ini, ada permintaan dari pengusaha Lebanon. Proses jual beli berlangsung normal dan pengiriman telah dikirim," kata Khatibzadeh dikutip dari Middle East Monitor.
"Jika pemerintah Lebanon ingin membeli bahan bakar dari kami untuk menyelesaikan masalah rakyat negara ini, kami akan menyediakannya," ujar Khatibzadeh.
Pernyataan pejabat Iran itu muncul beberapa hari setelah empat konvoi membawa bahan bakar Iran tiba di Lebanon melalui Suriah di bawah inisiatif Hizbullah. Pengiriman bahan bakar tersebut dilakukan di tengah krisis bahan bakar yang parah yang dialami Lebanon karena ketidakmampuan untuk mengimpor bahan bakar.
Tapi, impor bahan bakar dari Iran dikritik oleh Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati. "Saya sedih dengan pelanggaran kedaulatan Lebanon, tetapi saya tidak takut sanksi karena operasi itu terjadi secara terpisah dari pemerintah Lebanon," katanya menyinggung sanksi Amerika Serikat (AS) kepada Iran.
Pihak berwenang Lebanon telah berulang kali menekankan bahwa berkomitmen dalam transaksi keuangan dan perbankan untuk tidak melanggar sanksi yang dijatuhkan pada Iran.