REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Taliban berjanji akan mengizinkan anak perempuan di Afghanistan untuk kembali bersekolah sesegera mungkin. Baru-baru ini diumumkan bahwa kegiatan di tingkat sekolah menengah di sana akan dimulai. Namun, kementerian pendidikan Taliban hanya menyebut anak dan tenaga pengajar laki-laki.
“Kami sedang menyelesaikan banyak hal. Itu akan terjadi sesegera mungkin,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid saat mengomentari tentang apakah anak perempuan Afghanistan diizinkan kembali bersekolah, dikutip Al Arabiya, Selasa (21/9).
Sebelumnya, UNICEF menyambut positif kabar dibukanya kembali sekolah menengah di Afghanistan setelah ditutup selama berbulan-bulan. Namun karena kali ini Taliban yang berkuasa, mereka khawatir anak-anak perempuan di negara tersebut tak diizinkan bersekolah. “Kami sangat khawatir banyak gadis mungkin tidak diizinkan kembali (bersekolah) saat ini,” kata UNICEF dalam sebuah pernyataan pada Ahad (19/9).
UNICEF menekankan, anak-anak perempuan di Afghanistan tak boleh dibiarkan tidak bersekolah. Sangat penting bahwa semua anak perempuan, termasuk anak perempuan yang lebih tua, dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa penundaan lebih lanjut. “Untuk itu, kami membutuhkan guru perempuan untuk melanjutkan mengajar,” katanya.
UNICEF mengungkapkan, sebelum Afghanistan dilanda krisis kemanusiaan, terdapat 4,2 juta anak di sana tak bersekolah. Sekitar 60 persen dari mereka adalah anak perempuan. “Setiap hari anak perempuan kehilangan pendidikan adalah kesempatan yang terlewatkan bagi mereka, keluarga mereka, dan komunitas mereka,” kata UNICEF.
Kendati demikian, UNICEF menyebut terdapat kemajuan signifikan dalam pendidikan di Afghanistan selama dua dekade terakhir. Jumlah sekolah meningkat tiga kali lipat. Peserta didik bertambah dari 1 juta menjadi 9,5 juta. “Ini adalah peningkatan penting bagi anak-anak negara yang harus kita hormati dan lindungi,” ucapnya.