Selasa 21 Sep 2021 19:24 WIB

Sekjen PBB Berharap Kemajuan Hubungan Kedua Korea

Kedua Korea tahun ini menandai peringatan 30 tahun bersama menjadi anggota PBB

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Foto: AP/John Minchillo
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Presiden Korea Selatan (Korsel) dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melakukan pertemuan di sela Sidang Majelis Umum ke-76 PBB di New York, Amerika Serikat (AS), pada Senin (20/9) waktu setempat. Rumah Biru atau Cheong Wa Dae dalam pernyataannya mengatakan keduanya berdiskusi tentang perdamaian Korea dan isu global lainnya yang tertunda untuk dibahas.

Guterres mencatat kedua Korea tahun ini menandai peringatan 30 tahun bersama menjadi anggota PBB. Dia berharap momen ini menjadi kesempatan bagi Korsel dan Korea Utara (Kout) untuk meningkatkan hubungan mereka.

Baca Juga

"Dia menjanjikan kerja sama yang erat dengan pemerintah Korsel dalam hal tersebut," tulis pernyataan Cheong Wa Dae dikutip laman Yonhap, Selasa (21/9).

Presiden Moon mengatakan kepada Guterres tentang rencana negaranya menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang operasi pemeliharaan perdamaian (PKO) pada Desember. Dia juga menyampaikan Korsel akan memainkan peran proaktif dalam kampanye untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang dipimpin oleh PBB. Penguatan PKO adalah salah satu tugas utama PBB di bawah kepemimpinan Guterres.

Pertemuan langsung Guterres dan Moon adalah pertemuan yang keenam. Sebelum pertemuan dengan Guterres, mereka menghadiri sesi pembukaan 'Momen SDGs', bersama dengan BTS, grup k-pop di markas besar PBB.

Pada momen SDGs, Moon menekankan kerja sama di luar batas adalah langkah pertama untuk menyelesaikan masalah global seperti pandemi Covid-19 dan perubahan iklim. "Dipandu oleh keyakinan bahwa tidak ada yang aman sampai semua orang aman, orang-orang Korea (Selatan) akan bergabung dalam perjalanan kerja sama internasional yang inklusif sebagai pendamping yang paling andal dan teguh, tidak meninggalkan siapa pun," katanya dalam pidato.

Korsel telah berjanji untuk menyumbangkan 200 juta dolar AS untuk mendukung negara berpenghasilan rendah melalui program Covax. Sebagai penopang produksi vaksin global, negara akan terus berupaya memperluas pasokan vaksin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement