Selasa 21 Sep 2021 19:38 WIB

'Jangan Lengah Meski Level PPKM Turun'

Indonesia diharapkan tak mengalami yang terjadi di Singapura, Filipina, dan Malaysia.

Masker (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Masker (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Pakai Masker mengajak seluruh lapisan masyarakat tetap waspada dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan meski level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah turun. Hal ini dilakukan untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19.

"Gerakan Pakai Masker sangat mengapresiasi kedua capaian ini (penurunan level PPKM dan tingkat penularan Covid-19 atau positivity rate), namun tetap perlu diwaspadai agar jangan sampai lengah dan lalai karena kekhawatiran kami euforia keberhasilan ini menjadi kelengahan juga," kata Tim Marketing dan Komunikasi Gerakan Pakai Masker Fardila Astari dalam dialog virtual "Ayo Pakai Masker, Ayo Cepat Vaksin" di Jakarta, Selasa (21/9).

Dia mengatakan mungkin banyak orang yang nanti mulai lengah dan lalai tidak pakai masker lagi, tidak jaga jarak, mulai sering kumpul-kumpul. Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak euforia atas keberhasilan akan penurunan level PPKM dan tingkat penularan Covid-19 di Indonesia saat ini. 

Justru, lanjut Fardila, keberhasilan itu harus dipertahankan dan level PPKM harus terus diupayakan semakin turun dengan cara melakukan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi. Fardila mengatkan, jika lengah dan tidak mematuhi protokol kesehatan maka besar kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus Covid-19 tiba-tiba.

Tentunya, semua lapisan masyarakat dan berbagai pihak harus terus bekerja sama untuk menghindari kenaikan kasus, salah satunya dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dan terus menerus. Dengan demikian, Indonesia diharapkan tidak mengalami seperti yang terjadi di Singapura, Filipina, dan Malaysia yang tiba-tiba menghadapi kenaikan atau lonjakan kasus, atau berulangnya kejadian lonjakan kasus seperti pada Juli-Agustus 2021.

"Memang perlu kampanye-kampanye yang isinya terus mengingatkan dan mengedukasi masyarakat supaya tetap mengikuti protokol kesehatan," ujar Fardila.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement