Selasa 21 Sep 2021 20:36 WIB

Mengajarkan Calistung kepada Anak Usia Dini Berakibat Buruk

Memaksa balita menguasai calistung dapat merusak mental anak ke depannya.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ilham Tirta
Anak belajar menulis (ilustrasi).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Anak belajar menulis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG PANJANG -- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Padang Panjang menggelar bimbingan teknis (Bimtek) Implementasi Program Kesiapan Bersekolah di Aula Hotel Rangkayo Basa, Kota Padang Panjang, Selasa (21/9). Bunda PAUD Padang Panjang, Dian Puspita Fadly Amran mengatakan, harus ada kesinambungan pola pendidikan secara berjenjang sesuai dengan usia perkembangan anak.

Karena itu, penyamaan persepsi antara lembaga pendidikan formal, nonformal, dan pendidikan dasar penting dilakukan. Sesuai dengan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, anak usia dini belum boleh belajar membaca, menulis, dan berhitung (calistung).

“Anak-anak usia dini belum diperbolehkan belajar calistung. Jangan sampai nanti di sekolah belum diajarkan, namun di rumah diajarkan oleh orang tua," kata Dian.

Ia menyebut, memaksa anak usia di bawah lima tahun (balita) menguasai calistung dapat menyebabkan anak terkena mental hectic. Yaitu anak menjadi pemberontak.

Penyakit itu akan merasuki anak saat kelas 2 atau 3 Sekolah Dasar (SD) karena pertumbuhan kecerdasannya rusak saat masih usia dini. “Ia mungkin tampak jenius secara kognitif. Namun fungsi otak lainnya akan terganggu. Otak manusia tidak hanya berfungsi untuk mengolah informasi kognitif, namun juga nalar dan karakter atau akhlak,” kata Dian.

Ia menjelaskan, untuk tumbuh kembang anak di periode emas ini, anak-anak butuh diajarkan bagaimana berinteraksi dengan teman-temannya. "Mengenalkan cara menyebut nama sendiri, nama orang tua, saudara dan teman-temannya adalah hal yang bagus diajarkan. Karena pada periode emas tersebut, otak akan paling banyak menyerap apa yang dilihat dan didengar anak," kata Dian.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement