REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengaku pernah sujud dan mencium kaki pejabat Himpunan Bank- Bank Milik Negara (Himbara) demi menyelesaikan kendala penyaluran bansos di daerah. Tapi, kata dia, upaya itu tak berhasil sehingga dirinya terpaksa turun langsung ke daerah-daerah.
Hal itu disampaikan Risma saat Rapat Kerja dengan Komite III DPD di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (21/9). Risma awalnya mendapat keluhan dari anggota DPD Provinsi Maluku, Mirati Dewaningsih, bahwa bansos tak tersalurkan kepada 9.000 keluarga di Maluku.
Mirati menyebut, Kepala Dinas Sosial Maluku sebenarnya sudah menyampaikan hal ini ke pusat, tapi tidak ada tanggapan. Risma berjanji akan menyelesaikan persoalan ini dengan mendatangi Maluku.
Risma lantas menyatakan, masalah penyaluran bansos seperti di Maluku terjadi karena kesalahan pihak Himbara, yang merupakan penanggung jawab dalam penyaluran bansos. Risma juga sudah kerap menemui masalah seperti ini dan telah berupaya menyelesaikannya.
"Ini banyak saksinya. Saya sujud, cium kaki di depan orang-orang Himbara untuk bantu menyelesaikan, (ternyata) tidak clear. Makanya saya turun," kata politisi PDIP itu.
Dengan turun langsung ke daerah, Risma akhirnya kerap mendapat sorotan publik maupun media massa. Padahal, kata Risma, dirinya sejatinya adalah orang yang tak suka tampil. Bahkan, Risma mengaku kerap menolak permintaan wawancara dari media.
Selain terpaksa tampil, lanjut Risma, berkunjung ke daerah juga sangat melelahkan. Di Kalimantan, misalnya, dirinya pernah menempuh perjalanan darat selama 12 jam. Tapi, hal itu harus dilakukan demi menyelesaikan kendala penyaluran bansos.
Risma diketahui kerap memarahi perwakilan bank Himbara di daerah-daerah ketika mengecek masalah penyaluran bansos. Risma meluapkan emosinya kepada perwakilan bank pelat merah itu lantaran masih banyak bansos yang tak tersalurkan. Rata-rata, pokok masalahnya adalah karena nomor rekening penerima bansos terblokir, Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) belum diserahkan, ataupun jarak ATM yang jauh dari kediaman penerima bansos.