Rabu 22 Sep 2021 06:44 WIB

Tak Patuh Prokes Penyumbang Terbesar Lonjakan Kasus

Kasus aktif Covid-19 di Indonesia telah menyentuh 1 persen lima hari berturut-turut.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Ratna Puspita
Juru Bicara Pemerintah untuk  Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, mobilitas penduduk dan aktivitas masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan menjadi penyumbang terbesar terjadinya lonjakan kasus di Indonesia. Karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat tak lengah meskipun tren penurunan kasus terus terjadi.

“Mobilitas penduduk dan aktivitas masyarakat dengan mengabaikan protokol kesehatan menjadi penyumbang terbesar terjadinya lonjakan kasus, apapun varian mutasi yang ada,” ujar Wiku saat konferensi pers, Selasa (21/9).

Baca Juga

Apalagi, ia mengatakan, penurunan kasus Covid-19 di Indonesia cukup drastis pada pekan ini. Per 20 September, kasus positif harian pun telah menyentuh angka 1.000 kasus, dengan kasus aktif yang telah menyentuh 1 persen selama lima hari berturut-turut.

“Ini adalah pencapaian yang sangat baik dan buah kerja keras kita semua mengingat kita pernah mencapai 56 ribu kasus dengan kasus aktif hingga 18 persen pada bulan Juli lalu,” kata Wiku.

Ia mengatakan, jika masyarakat lengah karena menganggap kondisi sudah aman, Covid-19 berpeluang menyebar kembali dan meningkat. Ia mencontohkan Australia yang kasus aktifnya sempat mencapai 0,26 persen pada 24 Mei lalu dan kembali mengalami peningkatan hingga 30 ribu kasus aktif per 9 September ini. 

Begitu juga di Selandia Baru yang kasus aktifnya sempat mencapai 0,6 persen per 1 Juni lalu kembali mengalami kenaikan kasus pada awal September yang mencapai 750 kasus aktif. “Tidak ada jaminan bahwa keberhasilan penanganan Covid-19 saat ini akan bertahan seterusnya jika tidak diimbangi dengan upaya perbaikan yang konsisten dan terus menerus,” jelas Wiku.

Setelah lonjakan pertama dan kedua Covid-19 telah berhasil dilewati, Wiku mengajak masyarakat agar semakin tangguh dalam menghadapi Covid-19. Ia juga mengingatkan potensi terjadinya kenaikan kasus kembali mengingat dalam tiga bulan ke depan akan memasuki periode libur Natal dan Tahun Baru 2022.

“Seperti yang telah kita alami bersama, lonjakan kasus kedua pada Juli lalu telah memberikan banyak pelajaran, salah satunya adalah penanganan Covid-19 pada saat lonjakan kasus tentunya lebih mahal, lebih lama, dan lebih memakan korban,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement