Rabu 22 Sep 2021 07:29 WIB

Covid-19 Tewaskan Warga Amerika Sebanyak Flu Spanyol

Angka kematian akibat Covid-19 di Amerika telah menandingi korban flu Spanyol.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
 Aktivis berunjuk rasa menuntut akses global terhadap vaksin dengan membawa poster foto korban meninggal Covid-19, di National Mall di Washington DC, Amerika Serikat, 5 Mei 2021.
Foto: EPA
Aktivis berunjuk rasa menuntut akses global terhadap vaksin dengan membawa poster foto korban meninggal Covid-19, di National Mall di Washington DC, Amerika Serikat, 5 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Pandemi Covid-19 telah merenggut nyawa lebih dari 675.000 orang di Amerika Serikat (AS). Angka kematian tersebut sama seperti saat terjadinya pandemi flu Spanyol pada 1918 hingga 1919. 

 

Baca Juga

 

Populasi AS pada satu abad lalu hanya sepertiga dari saat ini, yang mengartikan bahwa flu menjadi pandemi yang jauh lebih besar dan mematikan di seluruh wilayah negara. Meski demikian, Covid-19 tetap menjadi tragedi di tengah kemajuan besar dalam ilmu pengetahuan dan kegagalan untuk memanfaatkan vaksinasi yang tersedia. 

 

 

"Banyak warga Amerika yang telah menyia-nyiakan manfaat vaksin," ujar Howard Mekel, seorang sejarawan dari University of Michigan di Amerika Serikat tentang melewatkan kesempatan vaksinasi, dikutip dari AP pada Senin (20/9). 

 

 

Flu Spanyol yang terjadi ratusan tahun lalu tidak sepenuhnya hilang. Covid-19 juga diprediksi demikian.

Para ilmuwan berharap bahwa virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menjadi penyebab Covid-19 setidaknya kelak hanya akan menjadi penyakit musiman. Kekebalan manusia diprediksi terus menguat dengan vaksinasi dan infeksi berulang. 

 

 

"Kami berharap bahwa pada akhirnya Covid-19 akan seperti flu, namun belum ada jaminan tentang itu," jelas  Rustom Antia, ahli biologi dari Emory University di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

 

 

Antia mengatakan bahwa perlu beberapa tahun hingga prediksi itu mungkin tercapai. Saat ini, pandemi Covid-19 masih membuat warga di Amerika dan seluruh dunia berjuang melawan tingkat keganasan penyebaran virus, dengan belum meratanya vaksinasi dan kekebalan seluruh masyarakat. 

 

 

Kematian akibat Covid-19 di Amerika rata-rata mencapai lebih dari 1.900 sehari. Jumlah ini menjadi yang tertinggi sejak awal Maret dan jumlah korban secara keseluruhan di negara adidaya itu mencapai 675.000 orang. 

 

 

Bahkan, diprediksi jumlah sebenarnya dapat jauh lebih tinggi. Menjelang musim dingin di Amerika mulai Desember mendatang, gelombang baru wabah dapat terjadi, dengan University of Washington memproyeksikan bahwa 100.000 orang Amerika akan meninggal pada 1 Januari, menjadikan jumlah kematian secara keseluruhan di Negeri Paman Sam mencapai 776.000.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement