Rabu 22 Sep 2021 13:54 WIB

Kemenlu Terus Lakukan Diplomasi untuk Amankan Vaksin

Indonesia akan kembali kedatangan dua tahap vaksin

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andi Nur Aminah
Mahendra Siregar
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Mahendra Siregar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Luar (Wamenlu) Negeri Mahendra Siregar mengatakan, pihaknya terus berusaha dalam penguatan kesehatan nasional. Salah satunya dengan upaya diplomasi untuk mengamankan pasokan vaksin Covid-19 untuk rakyat.

"Agar dapat segera keluar dari pandemi, diplomasi akan terus bekerja keras untuk mengamankan kebutuhan vaksin rakyat pada tahun 2022," ujar Mahendra dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR, Rabu (22/9).

Baca Juga

Diplomasi Indonesia, lewat Kemenlu juga akan menyuarakan keadilan dalam akses vaksinasi global. Termasuk berupaya dalam mengatasi hambatan distribusi dan diskriminasi vaksin yang kerap terjadi.

"Pandemi memberikan pelajaran berharaga bagi Indonesia terhadap arti penting kemandirian di bidang kesehatan. Upaya ini akan menjadi prioritas diplomasi Indonesia tahun 2022," ujar Mahendra.

Perbaikan tata kelola kesehatan di tingkat kawasan dan global juga terus didorong oleh pemerintah Indonesia. Termasuk upaya diplomasi guna mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19.

"Penguatan ekspor komoditas unggulan dan strategis nasional akan selalu dikedepankan, upaya untuk menarik investasi akan semakin kita tingkatkan," ujar Mahendra.

Diketahui, Indonesia akan kembali kedatangan dua tahap vaksin. Vaksin tahap ke-71 ini berupa 5 juta dosis vaksin Sinovac dalam bentuk jadi. Total vaksin jadi Coronavac keluaran Sinovac yang sudah tiba di Indonesia adalah 58.776.000.

Kemudian pada tahap ke-72, juga tiba 200 ribu dosis vaksin Sinopharm. Vaksin tersebut merupakan hibah dari Red Cross of Society China melalui mekanisme bilateral. Sehingga total, vaksin yang sudah tiba di tanah air dalam bentuk bulk atau bahan baku maupun bentuk jadi adalah 267.550.400 dosis.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement