Rabu 22 Sep 2021 14:18 WIB

IMF Desak Negara Kaya Sumbang Vaksin Covid-19

Negara-negara G7 hanya mengirimkan 14 persen dari total vaksin yang mereka janjikan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Fuji Pratiwi
Logo Dana Moneter Internasional (IMF). IMF mendesak negara-negara kaya mengirimkan lebih banyak vaksin Covid-19 ke negara miskin.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Logo Dana Moneter Internasional (IMF). IMF mendesak negara-negara kaya mengirimkan lebih banyak vaksin Covid-19 ke negara miskin.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) mendesak negara-negara kaya untuk meningkatkan pengiriman vaksin Covid-19 ke negara-negara berpenghasilan rendah.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath menyerukan tindakan terkoordinasi dan akuntabel untuk memastikan dunia memenuhi target vaksinasi Covid-19 sebesar 40 persen orang di setiap negara pada akhir 2021. Ia mendukung keputusan India yang baru-baru ini bersedia melanjutkan ekspor vaksin.

Baca Juga

"Tetapi negara dengan kekuatan ekonomi utama juga harus meningkatkan pengiriman vaksin untuk menghormati janji mereka," kata Gopinath dilansir dari Rappler pada Rabu (22/9).

Pandemi telah menewaskan hampir lima juta orang di seluruh dunia. IMF telah memperingatkan prospek kesehatan yang sangat tidak setara. Dengan hanya dua persen orang di negara-negara berpenghasilan rendah yang divaksinasi hingga saat ini yang menimbulkan risiko parah.

Gopinath mengatakan, negara-negara kaya G7 hanya mengirimkan 14 persen dari total dosis vaksin yang telah mereka janjikan. Bila kiriman vaksin ditingkatkan menjadi 50 persen, maka ia optimistis akan memberikan dosis yang cukup untuk mencapai target global tahun 2021. 

"Tidak cukup membuat pengumuman dan janji. Anda harus melakukannya," ujar Gopinath.

Gopinath menambahkan, salah satu hasil dari KTT Covid-19 yang diselenggarakan Presiden AS Joe Biden adalah cara yang lebih sistematis untuk meminta pertanggungjawaban negara kaya. 

"Saya pikir (mengakhiri pandemi) masih merupakan masalah yang dapat dipecahkan dan itu bisa dilakukan, selama Anda bisa membuat negara dan produsen vaksin bersatu dan memenuhi target ini," ucap Gopinath.

Gopinath menekankan pentingnya mengalokasikan pasokan vaksin yang memadai. Terutama ke negara-negara Afrika dengan defisit besar pada akhir tahun.

Gopinath dan staf ekonom IMF Ruchir Agarwal pada Mei lalu merilis proposal senilai 50 miliar dolar AS yang dibangun atas upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan kelompok lain untuk mengakhiri pandemi Covid-19. Caranya dengan memvaksinasi setidaknya 40 persen dari populasi di semua negara pada akhir 2021. 

Rencana tersebut, yang kemudian didukung oleh WHO, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dan Bank Dunia, menyerukan untuk meningkatkan tingkat vaksinasi menjadi setidaknya 60 persen pada paruh pertama tahun 2022.

Preside AS Joe Biden telah menantang para pemimpin dunia untuk meningkatkan target itu menjadi 70 persen pada saat Sidang Umum PBB tahun depan.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement