REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Wakil Presiden Barcelona bagian keuangan, Eduard Romeu, mendukung keputusan Joan Laporta tentang Lionel Messi yang dibiarkan pergi ketika kontraknya habis. Messi meninggalkan Camp Nou setelah 21 tahun berseragam Blaugrana.
Barcelona mengizinkan Messi pergi dan bergabung dengan Paris Saint-Germain (PSG) karena klub memilih melepasnya ketimbang menyiasati aturan pembatasan gaji oleh La Liga. Banyak yang merasa keputusan Barcelona salah.
Namun Romeu menilai departemennya mendukung keputusan tersebut demi menyelamatkan masa depan klub untuk jangka panjang. Ia mengatakan mempertahankan Messi akan semakin merusak neraca keuangan klub.
“Mereka memberi kami pilihan untuk melakukannya dengan kontrak CVC, ya, tetapi itu adalah hadiah beracun yang dari sudut pandang ekonomi, kami sarankan untuk tidak menerimanya. Itu akan membahayakan institusi dan seperti yang telah dikatakan presiden, tidak ada yang bisa berada di atas klub. Dia mengambil keputusan yang tepat,” jelas Romeu memuji Laporta, dilansir dari Football Espana, Rabu (22/9).
Barcelona salah satu dari tiga klub yang menolak tawaran CVC yang memberikan klub uang dengan jumlah besar di muka. Imbalannya mereka mendapatkan 10 persen dari pendapatan TV. Tawaran tersebut berasa dari kerja sama yang disepakati antara La Liga dengan perusahaan investasi CVC.
Real Madrid dan Atletico Madrid juga menolak tawaran mereka. Itu artinya tiga klub tersebut tak menerima kucuran dana dari CVC sehingga tak berkewajiban menyetor pendapatan 10 persen kepada mereka.
Konsekuensinya, Barcelona harus kehilangan Messi. Sebuah keputusan penting pada periode kedua kepemimpinan Laporta. Sang presiden pun dianggap orang paling bertanggung jawab atas kepergian La Pulga.