Rabu 22 Sep 2021 20:49 WIB

ADB Pangkas Proyeksi Ekonomi Indonesia Jadi 3,5 Persen

Hal itu karena realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dari prediksi.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Asia Development Bank. ADB memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Foto: sites.google.com
Asia Development Bank. ADB memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 3,5 persen dari sebelumnya empat persen pada tahun ini. 

Senior Country Economist ADB Henry Ma mengatakan, penurunan ini sejalan pemulihan ekonomi yang lebih moderat. "Pemulihan akan terus berlangsung tapi dengan laju yang lebih moderat level 3,5 persen dibandingkan 4,5 persen yang diproyeksikan pada April lalu," ujar Henry dalam keterangan resmi, Rabu (22/9).

Baca Juga

ADB juga menurunkan proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan dari sebelumnya lima persen (yoy) menjadi 4,8 persen (yoy). Henry menjelaskan beberapa aspek yang melatarbelakangi ADB untuk menurunkan proyeksinya. Karena realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2021 sebesar 7,07 persen yang lebih rendah dari perkiraan. 

Menurutnya aspek pertama pertumbuhan sebesar 7,07 persen pada kuartal II 2021 yang lebih rendah dari ekspektasi memberikan basis yang lebih rendah pada pertumbuhan tahun berikutnya.

Aspek kedua, adanya pembatasan mobilitas yang lebih ketat pada kuartal III 2021. Pembatasan itu menekan indikator ekonomi seperti penjualan ritel dan kendaraan bermotor, keyakinan konsumen serta PMI Manufaktur.

Aspek ketiga, perlambatan berbagai negara akibat varian Covid-19 baru dan peningkatan kasus terutama di negara maju seperti Amerika Serikat, adanya tekanan finansial di ekonomi global serta kontraksi sektor layanan dan jasa.

ADB juga merevisi turun perkiraan di Asia Tenggara. Adapun keputusan ini diambil karena ekonomi di sub kawasan ini terus bergulat dengan varian virus baru, penguncian dan pembatasan yang berkelanjutan, dan peluncuran vaksin yang lambat. 

Proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara pada 2021 dan 2022 telah diturunkan masing-masing menjadi 3,1 persen dan lima persen, dari perkiraan 4,4 persen dan 5,1 persen pada April. 

Vice President Knowledge Management and Sustainable Development of the Asian Development Bank (ADB) Bambang Susantono menambahkan, terakhir pada Juli lalu diperkirakan empat persen. "Kencenderungannya akan turun atau sekitar 3,5 persen sampai empat persen dan itu nanti biasanya dikeluarkan September," kata Bambang.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement