REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) telah meminta pemerintah, perusahaan, dan seniman untuk memboikot Dubai Expo 2020. Gerakan tersebut menilai Dubai Expo bertujuan untuk menghapus dan mengalihkan perhatian dari pelanggaran berat hak asasi manusia oleh Israel.
"UEA dan Israel menggunakan World Expo untuk menutupi dan mengalihkan perhatian dari pelanggaran berat hak asasi manusia mereka," ujar pernyataan BDS dilansir Middle East Monitor, Rabu (22/9).
Dubai Expo akan diluncurkan pada Oktober dan berlangsung selama enam bulan. Lebih dari 191 negara dari seluruh dunia termasuk Israel berpartisipasi dalam pameran tersebut.
Gerakan BDS mengatakan Paviliun Israel di Dubai Expo merupakan propaganda untuk menutupi sistem penindasannya terhadap Palestina di depan audiens Arab dan Muslim. Dengan nuansa kolonial Eropa dari masa lalu, Israel mencoba memasarkan dirinya sebagai sebuah harapan di kawasan itu.
Kehadiran Israel di Dubai Expo terjadi setelah UEA menandatangani kesepakatan damai yang dijuluki Abraham Accords di Washington. Gerakan BDS telah menyerukan boikot semua festival, kegiatan, dan proyek yang disponsori oleh rezim UEA, termasuk Dubai Expo.
“Paviliun Israel di Dubai Expo, yang dipimpin oleh Kementerian Luar Negeri Israel, telah disambut oleh kediktatoran UEA," kata pernyataan BDS.