REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Utusan khusus China, Rusia, Pakistan untuk Afghanistan mengunjungi Kabul pada Selasa (21/9) hingga Rabu. Ketiga duta tersebut yakni Yue Xiaoyong (Utusan Khusus Kementerian Luar Negeri China untuk Afghanistan), Zamir Kabulov (Utusan Khusus Presiden Rusia untuk Afghanistan), dan Mohammad Sadiq (Utusan Khusus Kemlu Pakistan untuk Afghanistan) menemui pelaksana tugas Perdana Menteri Afghanistan Hasan Akhund, Menlu Amir Khan Muttaqi, paksana tugas Menteri Keuangan Hidayatullah Badri, dan sejumlah pejabat senior lainnya.
"Kedatangan mereka atas undangan Taliban di Afghanistan," kata juru bicara Kemlu China Zhao Lijian.
Menurut dia, mereka menggelar diskusi tentang perkembangan situasi di Afghanistan. Taliban juga sangat mendukung pemberantasan terorisme dan kejahatan narkoba. "Pihak Taliban menekankan pentingnya Afghanistan bermitra dengan China, Rusia, dan Pakistan karena ketiga negara ini memainkan peran konstruktif dan bertanggung jawab dalam mengonsolidasikan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan," ujar Zhao.
Ketiga negara juga menyerukan komunitas internasional memberikan bantuan kemanusiaan kepada Afghanistan dan menekankan kepada Amerika Serikat dan sekutunya agar bertanggung jawab terhadap masalah pembangunan sosial dan ekonomi Afghanistan.
Ketiga negara dan otoritas Taliban sepakat untuk tetap memelihara dan mendukung perdamaian dan kemakmuran di Afghanistan serta stabilitas pembangunan regional.Dalam kunjungan tersebut, para utusan khusus juga bertemu dengan mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan mantan Ketua Majelis Tinggi Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah untuk membahas perdamaian dan stabilitas di Afghanistan.
Zhao menambahkan bahwa selama kunjungan tersebut, China tetap mematuhi kebijakan non-intervensi dan selalu memainkan peran konstruktif dalam penyelesaian politik di Afghanistan."Afghanistan harus bisa mewujudkan politik yang terbuka dan inklusif, menerapkan kebijakan dalam dan luar negeri yang moderat dan bijaksana, memutuskan hubungan dengan berbagai bentuk organisasi teroris, dan bersikap ramah terhadap negara-negara tetangga," kata Zhao.