REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pemprov Jabar terus menggenjot target menuju 37 Juta Vaksinasi Warga Jabar akhir Desember 2021. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi, Pemprov Jabar menempuh dua cara dalam kampanyenya. Pertama, vaksinasi massal di kab/kota dengan cara kolaborasi, kedua vaksinasi jemput bola dengan layanan ‘door to door’ mendatangi masyarakat.
Menurutnya, vaksinasi door to door Jabar dilakukan melalui program Saber Vaksinasi untuk menarget kelompok masyarakat yang selam ini kurang tersentuh kabupaten/kota.
“Vaksinasi door to door ini khususnya untuk masyarakat yang mobilisasinya terbatas di daerah sulit dijangkau seperti disabilitas, lansia, bumil, juga ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) atau bila banyak yang tak bisa datang ke tempat pelayanan,” ujar Nina, Kamis (23/9).
Menurut Nina, vaksinasi secara door to door ini merupakan kebijakan yang lebih ke arah solusi terhadap kondisi yang ada. Dua tantangan dalam vaksinasi door to door adalah pertama, anggapan bahwa waktu pelayanan yang tidak secepat vaksinasi massal di satu titik.
Kedua, kata dia, ketersediaan sumber daya manusia. Selain itu, harus memperkirakan logistik vaksin merupakan salah satu yang menjadi kendala pelaksanaan program vaksinasi secara door to door.
Vaksinasi Covid-19 door to door sudah berjalan sejak 31 Agustus 2021, disaksikan langsung Presiden Joko Widodo di Kampung Pengampaan, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Sementara untuk Vaksinasi Covid-19 pendidik atau guru dan tenaga kependidikan (PTK) di Jawa Barat saat ini terus berproses. Yakni, mulai dari pendataan sampai penyuntikan vaksinas Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Jabar per 21 September 2021, PTK di Jabar yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 55.785 orang dari 123.746 PTK atau 45,08 persen. Adapun untuk dosis kedua sebanyak 38.670 orang.
Menurut Plt Sekretaris Disdik Jabar Yesa Sawedi, pihaknya intens memantau perkembangan vaksinasi Covid-19 bagi PTK. Selain itu, ia pun mendorong sekolah dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jabar untuk mendata PTK maupun peserta didik yang akan divaksin.
"Sampai saat ini, proses pendataan vaksinasi untuk guru dan siswa sedang berlangsung. Jadi, kemungkinan data yang diperoleh baik untuk guru maupun untuk siswa belum semuanya diinput," ujar Yesa.
"Kita terus mendorong kepada pihak sekolah dan KCD (Kantor Cabang Dinas) untuk terus dilakukan pendataan agar bisa mendapatkan data real," imbuhnya.
Yesa mengatakan, sekolah yang sudah melakukan pendataan vaksinasi Covid-19 mencapai 58 persen. Yakni, untuk jenjang SMA, sebanyak 1.125 dari 1685 sekolah atau sebesar 66,77 persen yang telah mengisi pendataan. Jenjang SMK, sebanyak 1.524 dari 2.937 sekolah atau sebesar 51,89 persen telah mengisi pendataan. Serta jenjang SLB, sebanyak 264 dari 384 sekolah atau sebesar 68,75 persen yang telah mengisi pendataan.
Pemprov Jabar sendiri, kata dia, terus berupaya mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi Covid-19. Kecepatan penyuntikan vaksin Covid-19 pun intens ditingkatkan. "Dalam tujuh pekan terakhir, kecepatan rata-rata vaksinasi COVID-19 di Jabar mencapai 310.519 dosis per hari," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI per 22 September 2021 pukul 12:00 WIB, masyarakat di Jabar yang sudah mendapatkan vaksin COVID-19 dosis pertama sebanyak 14.016.008 orang. Adapun untuk dosis kedua sebanyak 7.137.576 orang.