Kamis 23 Sep 2021 12:33 WIB

Wapres Minta Pengetatan, tak Mau Kecolongan Seperti Delta

Wapres tak ingin Indonesia kembali kecolongan oleh masuknya varian baru corona.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Mas Alamil Huda
Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menginstruksikan pengetatan pintu masuk perjalanan ke Tanah Air demi mencegah masuknya varian baru-19. Wapres menegaskan, tak ingin Indonesia kembali kecolongan dengan masuk dan beredarnya varian baru virus penyebab Covid-19 seperti yang terjadi pada varian delta beberapa waktu lalu.

"Indonesia tidak mau kecolongan lagi seperti yang pernah terjadi pada waktu varian delta. Sehingga kita sampai akhirnya terjadi peningkatan yang cukup tinggi sampai 56 ribu (kasus per hari). Karena itu, kita tidak ingin mengulangi itu," ujar Wapres dalam konferensi persnya saat mengunjungi Sentra Vaksinasi di Bentara Budaya Jakarta, Kamis (23/9).

Karena itu, Wapres meminta penjagaan pintu masuk Indonesia baik jalur udara, laut, maupun darat harus lebih diperketat. Meskipun, kata Wapres, saat ini pintu perjalanan internasional telah dibuka dan mobilitas domestik mulai dilonggarkan, pengawasan harus tetap ditingkatkan. "Orang yang akan berpergian juga dilakukan pengawasan. Baik karantinanya maupun juga persyaratan," ujar Kiai Ma'ruf.

Wapres juga mengingatkan upaya pencegahan lainnya, dengan terus meningkatkan angka capaian vaksinasi kepada masyarakat dan penyiapan fasilitas kesehatan. Hal ini, kata Wapres, penting untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan kasus Covid-19 secara global maupun di Tanah Air

"Sekarang juga mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan tidak ingin kecolongan yaitu penyiapan RS dengan segala macam kebutuhan yang diperlukan, oksigen, obat-obatan. Ini terus disiapkan untuk antisipasi kalau terjadi misalnya karena dunia mengalami kita sudah siap untuk menghadapi itu," kata Wapres.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah saat ini juga mengantisipasi lonjakan gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan tetap waspada dan disiplin menjaga protokol kesehatan.

Wiku mengatakan, ini melihat pola lonjakan kasus gelombang sebelumnya, yakni Indonesia hanya berselang tiga bulan dari lonjakan di negara lain seperti India, Malaysia, dan Jepang.

Karena itu, penting untuk mengantisipasi ancaman gelombang ketiga dari luar negeri maupun dalam negeri. Sebab, umumnya peluang lonjakan dapat meningkat saat datang libur panjang dan pelaksanaan kegiatan besar di masyarakat di dalam negeri.

"Walaupun terdapat gelombang baru di beberapa negara lain di dunia namun kita juga perlu memperhatikan ancaman lonjakan kasus yang ada di dalam negeri akibat faktor yang khas ditemui di Indonesia," kata Wiku.

Wiku menjelaskan, tradisi berkumpul dan bepergian saat hari raya yang sering kali menyebabkan masyarakat abai terhadap protokol kesehatan. Karena itu, pemerintah menerapkan kebijakan berlapis mulai dari pembatasan kegiatan masyarakat, protokol kesehatan, dan vaksinasi untuk melakukan pengendalian kasus Covid-19 di Tanah Air.

"Perlu diingat bahwa potensi kenaikan kasus dapat dihindari apabila kita tidak mengendurkan pelaksanaan kebijakan berlapis. Seperti akselerasi vaksinasi, pengendalian mobilitas dalam dan luar negeri, pengendalian aktivitas masyarakat dan menggalakkan upaya 3T dan 3M," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement