REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan kekhawatiran soal Afghanistan di forum pertemuan para Menlu G20 dalam rangkaian Sidang Majelis Umum (SMU) ke-76 PBB di New York, Amerika Serikat (AS), Rabu (22/9) waktu setempat. Retno khawatir bahwa kemajuan yang selama ini dicapai di Afghanistan bisa saja mengalami kemunduran, termasuk di bidang pembangunan dan pemberdayaan perempuan.
"Oleh karenanya masyarakat internasional harus bersatu menyampaikan harapan yang sama, yakni terbentuknya pemerintahan inklusif di Afghanistan, penghormatan hak asasi manusia, khususnya hak-hak perempuan, dan memastikan wilayah Afghanistan tidak dijadikan tempat untuk kegiatan terorisme," ujar Menlu Retno dalam briefing secara virtual, Kamis (23/9).
Retno juga menyampaikan pada pertemuan tersebut, bahwa Taliban sangat penting untuk memenuhi semua janji-janji yang telah dikemukakan. Sehingga diperlukan langkah nyata untuk memenuhi janji tersebut. "Selain itu, saya sampaikan pentingnya negara G-20 untuk ikut berkontribusi mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Afghanistan," kata Retno.
"Saya tekankan keselamatan dan well being rakyat Afghanistan adalah prioritas utama," ujarnya menambahkan.
Dia mengajak dunia dapat membantu rakyat Afghanistan menghadapi Covid-19 dengan mempercepat vaksinasi melalui mekanisme berbagi dosis atau dose-sharing dan memenuhi kebutuhan dasar rakyat Afghanistan. Menurut Retno, pendekatan pembangunan harus menjadi bagian dari strategi nation-building di negara yang kini dikuasai Taliban itu.
Negara-negara anggota G20 terdiri dari AS, Argentina, Brasil, Australia, Kanada, Meksiko, Turki, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, China, Jerman, Inggris, India, Arab Saudi, Afrika Selatan, Italia, Prancis, Rusia, ditambah Uni Eropa. Indonesia juga menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menjadi anggota G20.