REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkumpulan Forum Kelapa Sawit Jaya Indonesia (Popsi) mengungkapkan, para petani yang berusaha mengikuti program peremajaan sawit rakyat (PSR) menemui banyak kendala. Di satu sisi, pendampingan dan dari aparatur daerah masih belum kuat.
Ketua Umum Popsi, Pahala Sibuea, mengatakan, program PSR yang saat ini berjalan sementara masih hanya diikuti oleh petani plasma, eks plasma, dan petani swadaya bukan di kawasan hutan.
Pahala mengungkapkan, petani yang mengikuti program PSR banyak yang mendapatkan pemanggilan oleh aparat hukum atas dugaan korupsi dan penyelewenangan. Selain itu, ketersediaan benih sesuai SNI juga belum optimal.
"Ini masih banyak permasalahan yang dihadapi di lapangan karena kurangnya monitoring dari dinas perkebunan," katanya dalam webinar, Kamis (23/9).