Dua Atlet Tapak Suci UMS Berlaga di PON Papua
Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Kampus UMS. | Foto: Yusuf Assidiq.
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah, yang berasal dari Program Studi Pendidikan Olahraga, yakni Dela Kusumawati dan Anas Rais Arni, akan bertanding pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 dalam cabang olahraga (cabor) Pencak Silat. Keberangkatan mereka menuju PON XX Papua dilepas oleh Rektor UMS, Sofyan Anif, pada Rabu (22/9).
Sofyan Anif menyampaikan ucapan selamat kepada kedua atlet yang akan bertanding dalam ajang PON XX Papua cabor pencak silat. Ia juga mengatakan tentang pentingnya kaderisasi, agar selalu muncul bibit-bibit yang akan meneruskan kejuaraan.
Menurutnya, mahasiswa UMS dalam cabor pencak silat telah sering memenangkan kejuaraan. "Harus ada proses atau strategi khusus yang dilakukan dalam rangka mencari bibit-bibit yang bisa meneruskan kejuaraan-kejuaraan," kata Sofyan.
Rektor juga berpesan agar para atlet UMS tetap sportif dalam bertanding, tidak sombong dengan kemenangan, selalu ikhlas, serta menjadikan pertandingan ini sebagai sarana dalam berdakwah. "Sportivitas itu mencirikan jati diri sebagai seorang atlet apalagi atlet Muhammadiyah," ujar Guru Besar Manajemen Pendidikan UMS itu.
Wakil Rektor III UMS, Ihwan Susila, berpesan atlet UMS harus selalu menjadi suri teladan. "Insya Allah, UMS akan menjadi role model, karena setiap atletnya selalu terjaga sholatnya tidak pernah telat dan selalu menjadi panutan. Ini bagian dari dakwah," ujar Ihwan.
Kepala Program Studi Pendidikan Olahraga UMS, Nur Subekti mengatakan, kedua atlet tapak suci UMS merupakan anak didiknya sejak kecil. Dela telah ia latih semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Anas telah ia latih sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). "Dela dari SMA dia juara sampai dibawa di pelatihan provinsi dan menjadi atlet PPLOP," jelas Subekti.
Ia juga menyebutkan Program Studi Pendidikan Olahraga UMS akan membangun laboraturium olahraga. "Prodi Olahraga sudah disetujui untuk membangun laboratorium olahraga yang misinya awal untuk Muhammadiyah yaitu sebagai laboratorium Tapak Suci," ungkap Subekti.
Sementara itu, salah satu atlet, Anas Rais Arni menyampaikan, perjalanan menuju PON XX Papua diawali dengan mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) tingkat karesidenan hingga pada tingkat provinsi dan terakhir pada Kejuaraan Nasional Pra-PON di Jakarta.
"Untuk sampai di PON itu minimal harus juara satu dua dan tiga pada Pra-PON. Semoga dalam perlombaan ini kami dapat tampil maksimal dan mendapatkan hasil terbaik," harapnya.