REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Publik dihebohkan dengan munculnya Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang. Munculnya kerajaan itu viral di media sosial sejak beberapa hari lalu.
Mengomentari hal itu, sejarawan Banten, Mufti Ali, ikut angkat bicara. Mufti menegaskan, tidak ada yang namanya Kerajaan Angling Dharma di Banten berdasarkan rekam sejarah.
"Saya kira itu informasi dan pemahaman yang didasarkan pada mitos dan legenda sama sekali tidak berdasar. Tidak ada yang namanya Kerajaan Angling Dharma. Kalaupun ada, hanya berdasarkan kisah untuk pengantar tidur seperti kisah legendaris lainnya," kata Mufti kepada Republika.co.id, Kamis (23/9).
Mufti menjelaskan ada beberapa kerajaan Banten lain yang tercatat dalam peninggalan sejarah. Sebelum datangnya Islam, ada kerajaan bernama Banten Girang. Kerajaan itu memiliki ibu kota, jejak, dan banyak riset yang dilakukan baik oleh peneliti dalam negeri maupun luar negeri.
Sebelum Banten Girang, ada pula kerajaan lain bernama Salakanagara. Meskipun riset terkait Salakanagara belum terlalu banyak, setidaknya itu bisa dibuktikkan dan bukan hanya legenda.
"Sementara Kerajaan Angling Dharma ini dalam historiografi atau penulisan sejarah lokal Banten tidak pernah dikenal. Sama seperti Sunda Empire, saya tidak tahu persis mengapa pemahaman pengetahuan masa lalu yang tidak berbasis data dan penelitian sampai dinyatakan seolah-olah faktual dan historis," ujarnya.
Selain itu, Mufti juga menanggapi soal Iskandar Jamaluddin Firdos, pemimpin kerajaan Angling Dharma, diklaim sebagai keturunan Sultan Hasanuddin dari Kesultanan Banten. Menurutnya, klaim tersebut justru membuat masyarakat bertanya-tanya karena tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Keturunan Sultan Hasanuddin kata dia secara geneologis ada banyak. Secara garis lurus, sultan-sultan Banten berasal dari anak dan cucu Sultan Hasanuddin sampai Eks Gubernur Jenderal Hindia Belanda Willem Daendels menghancurkan Kesultanan Banten. Setelah hancur, sebagian dari keturunannya terpencar dan ada yang pergi meninggalkan Banten.
"Kami tidak bisa tahu pasti kemana mereka pergi. Sebagian ada yang asimilasi menjadi warga biasa dan tidak bisa diverifikasi kecuali dia memang mempunyai buku atau pohon sejarah silsilah keluarganya yang diwariskan turun-temurun," katanya.
Meski begitu, Mufti tetap mengapresiasi tindakan positif yang telah dilakukan oleh Iskandar Jamaluddin Firdos dalam membantu masyarakat. "Karena kepedulian terhadap kalangan kurang beruntung, patut diapresiasi. Kalau saja beliau sampai berhenti disitu luar biasa. Sayangnya, dia sampai mengklaim ke sudut pandang yang menurut akademisi sangat mengada-ada," jelasnya.
Sebelumnya, kemunculan Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang membuat geger publik. Dikutip akun Instagram @viralno.1, sang raja bernama Iskandar Jamaluddin Firdos dikabarkan membantu warga sekitar dengan membangun rumah dan memberikan makanan. Selain itu, raja yang dipanggil baginda, dikabarkan memiliki empat istri. Dalam foto yang beredar, terlihat baginda berada di tengah diapit empat istrinya.