Kamis 23 Sep 2021 15:30 WIB

Tiktok Tanggapi Video Menyesatkan Soal Covid-19

Tiktok mengatakan telah menghapus 30 ribu vido berisi misinformasi Covid-19.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
 Tampilan close-up menunjukkan aplikasi berbagi video
Foto: EPA-EFE/HAYOUNG JEON
Tampilan close-up menunjukkan aplikasi berbagi video

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi Tiktok dikabarkan telah membagikan informasi palsu dan berbahaya tentang Covid-19 kepada anak-anak berusia sembilan tahun sesaat setelah mereka mendaftar ke platform. Simpulan ini mengacu pada sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh NewsGuard.

Menurut tinjauan NewsGuard, aplikasi yang populer di kalangan remaja itu akan menampilkan rentetan konten berbahaya di feed, termasuk video yang menyatakan bahwa vaksin itu mematikan dan Covid-19 adalah konspirasi genosida, meski beberapa anak tidak mengikuti satu akun atau mencari jenis informasi tertentu.

Pada Agustus dan September 2021, NewsGuard meminta sembilan anak, berusia 9-17 tahun, untuk membuat akun Tiktok baru, dengan tujuan mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan platform dalam memberi mereka informasi yang salah tentang Covid-19. Kelompok itu terdiri dari empat perempuan dan lima laki-laki, empat penutur bahasa Inggris, tiga penutur bahasa Italia, satu penutur bahasa Jerman, dan satu penutur bahasa Prancis.

Mereka diinstruksikan untuk tetap di peron selama 45 menit sehingga aktivitas di layar ponsel direkam. Dalam semua kasus, NewsGuard menerima izin untuk anak-anak untuk berpartisipasi dari orang tua.

Meskipun Tiktok mengatakan melarang anak-anak di bawah 13 tahun untuk menggunakan platform, anak-anak berusia sembilan tahun dapat dengan mudah masuk tanpa bimbingan dari orang dewasa.

Dari rekaman layar peserta, NewsGuard menemukan bahwa dalam waktu 35 menit pertama berselancar di Tiktok, delapan anak (88,89 persen) ditunjukkan informasi yang salah terkait Covid-19, dan dua pertiga (66,67 persen) ditunjukkan informasi yang salah terkait vaksin Covid-19.

Lebih lanjut, empat peserta diinstruksikan untuk memiliki “keterlibatan rendah” dengan fitur aplikasi, yang berarti mereka mengikuti akun lain, mencari topik tertentu, atau mengklik sebuah tagar. Meskipun demikian, mereka dengan cepat diperlihatkan informasi palsu tentang Covid-19.

“Dengan kata lain, fakta bahwa pengguna tidak secara aktif mencari konten, termasuk konten yang terkait dengan Covid-19 atau topik perawatan kesehatan secara umum, atau mengikuti akun apa pun, tidak menghentikan aplikasi untuk secara proaktif mengisi feed anak-anak ini dengan informasi yang salah tentang Covid-19,” demikian kata peneliti dari NewsGuard, seperti dilansir di Newsweek, Kamis (23/9).

Sementara itu, lima peserta dalam kelompok "keterlibatan tinggi" disuguhi total 22 video yang berisi misinformasi Covid-19 sementara peserta dalam kelompok "keterlibatan rendah" diperlihatkan total 10 video tentang misinformasi Covid-19. NewsGuard meminta Tiktok untuk mengomentari mengapa platform tersebut memungkinkan anak-anak diberi informasi yang salah tentang Covid-19, hanya dalam beberapa menit setelah masuk. 

Dalam tanggapannya, Tiktok membantah pihaknya tak bertanggung jawab dan menyebut bahwa keamanan pengguna adalah prioritas.

Klaim palsu dalam video Tiktok yang ditampilkan kepada sembilan peserta dalam penyelidikan NewsGuard termasuk klaim bahwa vaksin Covid-19 membunuh orang, vaksin Covid-19 adalah palsu, kerusakan vaksin Covid-19 sedang dirahasiakan, Hydroxychloroquine adalah pengobatan yang efektif untuk Covid-19, hingga makan jeruk dan gula merah akan memulihkan rasa dan penciuman setelah tertular Covid-19. Ada juga informasi yang menyebut vaksin Covid-19 mengandung grafena oksida, 80 hingga 90 persen pasien Covid-19 di rumah sakit Israel telah divaksinasi penuh, dan lainnya.

"Keamanan dan kesejahteraan komunitas kami adalah prioritas kami, dan kami bekerja dengan rajin untuk mengambil tindakan terhadap konten dan akun yang menyebarkan informasi yang salah sambil juga mempromosikan konten otoritatif tentang Covid-19 dan mendidik pengguna tentang literasi media,” kata juru bicara Tiktok.

Tiktok mengatakan dalam laporannya bahwa mereka menghapus lebih dari 30 ribu video yang berisi misinformasi Covid-19 pada kuartal pertama 2021. Namun, upaya ini tidak menghentikan misinformasi Covid-19 berkembang biak di Tiktok.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement