REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Model Muslimah internasional Halima Aden memutuskan mundur dari dunia model yang membesarkan namanya. Keputusannya ini berkaitan erat dengan caranya mempertahankan keyakinannya sebagai Muslim.
Aden merasa dunia modeling yang membesarkannya ini berbenturan dengan nilai-nilai Muslim yang dianutnya. Karenanya, ia memutuskan merobek kontrak kerjanya demi mempertahankan keyakinannya.
"Sejak saya masih kecil, kutipan ini - 'jangan ubah diri kamu, ubah permainan' - telah membuat saya melalui banyak hal dalam hidup," katanya kepada wartawan dalam sebuah wawancara di Istanbul, dilansir di About Islam, Kamis (23/9).
"Ketika saya mengambil keputusan untuk berhenti, memang itulah yang harus saya lakukan. Jadi saya sangat, sangat bangga,” ujarnya.
Mundur dari dunia modeling bukan tanpa rencana. Aden berniat memasuki dunia desain di Istanbul, merancang koleksi eksklusif untuk merek fashion daring Modanisa dari Turki.
“Yang paling saya sukai dari Turki, khususnya Istanbul, sangat beragam, Anda melihat wanita yang tidak berhijab sama persis dengan wanita yang berhijab. Anda bisa merasakan dunia di Istanbul," jelasnya.
Aden merupakan Muslimah keturunan Somalia-Amerika, yang lahir di sebuah kamp pengungsi di Kenya. Ia mulai memasuki dunia model ketika berusia 24 tahun pada 2017, beberapa bulan setelah berkompetisi di kompetisi Miss Minnesota.
Selama kontes itu, Aden juga mempertahankan pakaiannya agar tetap menutup aurat. Termasuk saat peragaan busana renang, Aden memilih pakaian tertutup dan berhasil membawanya masuk semifinal kontes kecantikan.
Keberaniannya tampil sederhana dengan tetap mempertahankan pakaiannya sebagai Muslimah, menarik jenama fashion terkenal untuk bekerja sama, di antaranya Max Mara, Alberta Ferretti, dan fashion line Kanye West, Yeezy. Aden juga membuat sejarah setelah menjadi wanita kulit hitam pertama yang menghiasi sampul majalah Essence berhijab untuk edisi ulang tahun ke-50 yang bersejarah pada Desember 2019.
Kini setelah menyatakan mundur dari dunia modeling dan bergabunh dengan industri fashion sebagai desainer. Ia yakin fashion sederhana akan bertahan dari krisis seperti pandemi virus corona dan perubahan mode. Islam dan fashion 100 persen cocok karena tidak ada dalam agama kami yang mengatakan kita tidak bisa menjadi modis
“Ini adalah fashion pokok tertua, sudah ada selama ratusan tahun, itu akan terus ada selama ratusan tahun,” katanya.