Kamis 23 Sep 2021 16:30 WIB

Antisipasi Lonjakan, Ruang Isolasi di Garut Disiagakan

Kasus Covid-19 di Kabupaten Garut sudah sangat melandai.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Petugas berjaga di sekitar kawasan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusanawa) Gandasari, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (16/11/2020). Pemerintah Kabupaten Garut menyiapkan rumah susun sederhana sewa berkapasitas 99 kamar sebagai tempat isolasi jika terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 dan disertai penunjang pelayanan dari tenaga kesehatan selama isolasi.
Foto: Antara/Candra Yanuarsyah
Petugas berjaga di sekitar kawasan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusanawa) Gandasari, Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (16/11/2020). Pemerintah Kabupaten Garut menyiapkan rumah susun sederhana sewa berkapasitas 99 kamar sebagai tempat isolasi jika terjadi peningkatan kasus positif COVID-19 dan disertai penunjang pelayanan dari tenaga kesehatan selama isolasi.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Tingkat keterisian kamar atau bed occupancy rate (BOR) rumah sakit untuk pasien Covid-19 di Kabupaten Garut berada di angka 5,51 persen per 21 September. Dari 272 tempat tidur yang tersedia di tujuh rumah sakit, hanya 15 unit yang masih digunakan untuk merawat pasien Covid-19.

Sekretaris Dinas Kesehatan, Leli Yuliani mengatakan, kasus Covid-19 di Kabupaten Garut sudah sangat melandai. Penambahan kasus harian saat ini tak setinggi dibandingkan pada Juli. Alhasil, BOR rumah sakit juga turun drastis.

Kendati BOR rumah sakit sudah sangat rendah, Pemerintah Kabupaten Garut tak serta merta menutup ruang isolasi untuk pasien Covid-19 yang ada di rumah sakit. "Masih kita siagakan, tapi kapasitas dikurangi," kata Leli, saat dihubungi Republika, Rabu (22/9).

Ia menjelaskan, saat ini sebagian besar ruang isolasi untuk pasien Covid-19 yang ada di rumah sakit sudah tak terisi. Bahkan, ruang isolasi terpusat di Rusunawa dan Islamic Center sudah kosong.

Namun, ruang isolasi yang ada tetal akan disiagakan untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19. Sebab, menurut dia, bukan tidak mungkin kasus Covid-19 di Kabupaten Garut kembali mengalami lonjakan. Dengan tetep disiagakannya ruang isolasi, apabila terjadi lonjakan, sarana dan prasarana yang ada sudah siap.

"Karena kita akan menghadapi akhir tahun. Ketika terjadi keluar masuk orang dari luar daerah, ada potensi outbreak lagi biasanya," kata Leli.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut per 22 September, total kasus Covid-19 di daerah itu berjumlah 24.647 kasus. Sebanyak 43 orang masih menjalani isolasi mandiri, lima orang isolasi di rumah sakit, 23.432 orang sembuh, dan 1.167 orang meninggal dunia.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement