Kamis 23 Sep 2021 17:58 WIB

Menengok Riwayat Islam di Ujung Selatan Afrika (2-Habis)

Islam di selatan Afrika baru berumur sekitar tiga abad.

Menengok Riwayat Islam di Ujung Selatan Afrika (2-Habis). Ilustrasi Muslim Afrika
Foto: EPA/MIKE NELSON
Menengok Riwayat Islam di Ujung Selatan Afrika (2-Habis). Ilustrasi Muslim Afrika

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Azhar RasyidPenilik sejarah Islam

Jejak Islam yang lebih jelas di wilayah ini baru terlihat pada dekade-dekade selanjutnya. Pembawanya adalah sosok yang juga terkenal di Indonesia, Syekh Yusuf. Lahir di Gowa, Sulawesi Selatan, Syekh Yusuf Al-Makasari (1626-1699) merupakan sekutu raja Kesultanan Banten, Sultan Ageng Tirtayasa, dalam menghadapi intervensi Belanda di Banten.

Baca Juga

Atas dukungannya pada Sultan Banten, ia ditangkap dan diasingkan oleh Belanda ke Srilanka. Ia perlu dibuang jauh karena punya pengaruh yang besar di kalangan Muslim di Banten. Nyatanya, di Srilanka pun ia tetap menjadi sosok penting bagi komunitasnya karena di sana ia bahkan bisa mengislamkan penduduk lokal. Alhasil, Belanda membuang Syekh Yusuf lebih jauh, kali ini ke Afrika Selatan.

Ia tiba di Afrika Selatan pada tahun 1693. Sebagaimana yang telah ia lakukan di Banten dan Srilanka, di titik paling selatan Benua Afrika ini pun ia tetap berdakwah. Dibantu oleh para muridnya, ia bahkan berhasil merintis sebuah komunitas Muslim yang dikenal sebagai Cape Malays, atau orang Melayu Cape [Town].

Sepeninggal Syekh Yusuf pada tahun 1699, murid-muridnya melanjutkan dakwah sang guru. Kini, ada sekitar 1,5 persen dari 57 juta penduduk Afrika Selatan yang menganut Islam, menjadikan Muslim sebagai salah satu minoritas terbesar di kawasan Afrika bagian selatan.

Botswana, negara yang tepat berada di tengah Afrika bagian selatan, adalah rumah kecil lain bagi minoritas Muslim di kawasan ini. Dari sekitar 2,2 juta penduduk Botswana, jumlah Muslim hanya sekitar 0,5 persen saja.

 

sumber : Suara Muhammadiyah
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement