REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyerahkan beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship (JFLS) kepada 1.253 mahasiswa. Beasiswa diserahkan secara simbolis oleh Gubernur Jabar Ridwan Kamil kepada sembilan mahasiswa via konferensi video dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (23/9).
Selain itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar juga memberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah (STTPPCKS) kepada 119 guru peserta Pendidikan Kilat (Diklat) Gelombang 1.
Ridwan Kamil memberikan beberapa pesan kepada mahasiswa dan calon kepala sekolah. Pertama, ia meminta kepada seluruh penerima beasiswa untuk memanfaatkan kesempatan secara maksimal. Salah satunya dengan belajar bersungguh-sungguh. "Saya titip jangan sia-siakan kesempatan beasiswa yang Anda terima, karena ini diberikan untuk kemajuan Jawa Barat di masa depan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Selain itu, Emil juga menitipkan pesan agar para penerima beasiswa ini harus memiliki rasa untuk membangun Jabar. Sebab, kemajuan Jabar pada masa depan ada di tangan anak-anak muda penerima beasiswa.
"Jadi saya titip belajar yang rajin, belajar yang berprestasi dan kalau lulus tetaplah punya cita-cita membangun Jawa Barat. Bisa langsung pulang, bisa muter-muter dulu, tapi kalau sudah siap jangan lupa membangun daerah," katanya.
Emil mengatakan, ada dua disrupsi yang sedang melanda, yakni revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19. Disrupsi revolusi indusri 4.0 sendiri membuat pekerjaan-pekerjaan dan aktivitas yang sifatnya fisik dan manual akan digantikan oleh mesin.
"Dan ini berkonsekuensi pada hilangnya pekerjaan-pekerjaan, dan juga berkonsekuensi pada hadirnya pekerjaan-pekerjaan yang baru," katanya.
"Jadi kepada para mahasiswa yang mendapatkan beasiswa harus memahami ini. Anda kalau bisa jangan berkiprah di sektor-sektor yang akan turun, tapi Anda-Anda harus berkiprah di sektor-sektor yang akan naik," imbuhnya.
Oleh karena itu, Emil meminta kepada mahasiswa penerima beasiswa JFLS ini untuk bisa beradaptasi dengan cepat terhadap disrupsi. Karena dengan beradaptasi, para penerima beasiswa bisa bertahan.
"Kedua adalah disrupsi yang namanya Covid-19. Disrupsi ini suka tidak suka akan jalan terus kepada mereka yang tidak siap, maka Anda akan hilang dari eksistensi. Kepada Anda yang mau beradaptasi, mau belajar, mau berubah, maka Anda akan tetap eksis dalam perjalanan waktu," paparnya.
Sementara bagi calon kepala sekolah, Emil pun meminta untuk melek atau paham digital sebagai bentuk adaptasi terhadap Covid-19. Selain itu, para guru juga harus pintar-pintar untuk memilah kurikulumnya karena diperlukan cara pikir yang baru untuk bisa menjalani hidup di dunia baru.
Covid juga, kata dia, mengajarkan para guru dan kepala sekolah harus pintar-pintar memilah kurikulumnya. "Mana yang bisa melalui daring, mana yang tetap harus tatap muka. Dunia sudah tidak sama lagi, jadi para kepala sekolah. Jangan berharap menggunakan logika lama di dunia baru. Dunia kita dunia baru, hutan belantara baru, jangan menggunakan cara pikir yang sama di dunia baru," katanya.
Emil juga meminta kepada Kepala Disdik Jabar untuk memformulasikan konsep pendidikan yang relavan dengan kondisi saat ini. Sehingga pada saat para siswa atau mahasiswa lulus pendidikan bisa langsung siap untuk memasuki dunia kerja.
"Saya titip kepada Kepala Disdik, tolong diformulasikan konsep pendidikan di Jabar yang relevan dengan disrupsi tadi. Jangan kaget nanti ada SMK kurikulum Samsung, SMK kurikulum Shopee, SMK kurikulum Hyundai, SMK kurikulum teknologi, karena itulah percepatan kita dalam beradaptasi," katanya.