REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad meminta aparat TNI Angkatan Laut mengintensifkan pengamanan di perairan Natuna. Hal ini menyusul kapal-kapal perang asal China yang makin berani memasuki zona ekonomi ekslusif (ZEE) di pulau terluar tersebut.
"Pemerintah daerah hanya bisa menginformasikan ke TNI AL supaya pengamanan laut Natuna dapat lebih ditingkatkan," kata Ansar Ahmad di Tanjungpinang, Kamis.
Namun demikian, Ansar tak menampik jika TNI AL mengalami keterbatasan armada dalam mengawal kedaulatan maritim Indonesia di perbatasan laut China Selatan tersebut. Ia tetap mengapresiasi kerja keras TNI AL sebagai garda terdepan menjaga Laut Natuna dari ancaman pihak-pihak asing.
Ansar juga menyampaikan pentingnya identifikasi apakah kapal-kapal asing tersebut memang masuk ke koridor ZEE Natuna atau hanya berada di lintasan internasional."Jila tidak masuk ZEE Natuna, maka tak perlu dipersoalkan. Tapi kalau terbukti melanggar, harus ditegur dan peringatkan tegas," sebut Ansar.
Poltisi Golkar itu berharap pemerintah pusat melalui kementerian terkait meningkatkan perhatian akan keselamatan dan keamanan nelayan Natuna saat turun melaut.Bukan tanpa alasan, nelayan tempatan mengeluh ketakutan turun ke laut dengan adanya kapal perang China masuk ke wilayah tangkap mereka.
Tidak hanya itu, selama ini nelayan Natuna pun kerap berhadapan dengan kapal ikan asing (KIA) berbendera Vietnam yang melakukan aktivitas pencurian ikan di perairan tersebut."Bahkan tak jarang nelayan lokal diusir oleh KIA Vietnam. Padahal itu di dalam wilayah tangkap kita," ujar Ansar.
Lebih lanjut Ansar turut mengimbau nelayan Natuna tidak perlu khawatir melaut, sebab TNI AL sudah menjamin keamanan serta keselamatan nelayan setempat."Aktivitas nelayan lokal diawasi TNI AL. Jadi jangan takut turun ke laut," kata Ansar menegaskan.