REPUBLIKA.CO.ID,GARUT -- Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Jawa Barat, bersama Dinas Kesehatan menggenjot vaksinasi COVID-19 bagi pelajar usia di atas 12 tahun di perkotaan hingga pelosok untuk mewujudkan kekebalan kelompok agar pembelajaran tatap muka dapat dilaksanakan maksimal.
"Kami dari Dinas Pendidikan Garut terus berusaha bagaimana kalangan pelajar ini mendapatkan vaksinaai untuk mewujudkan 'herd immunity'," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut,Totong di Garut, Kamis (23/9).
Ia menuturkan vaksinasi bagi kalangan pelajar merupakan hal penting untuk menjaga kesehatan sehingga pelaksanaannya terus dilakukan, tidak hanya di perkotaan tapi juga di pelosok desa.
Seperti yang baru dilaksanakan, kata Totong, pihaknya bersama Dinas Kesehatan melakukan vaksinasi di daerah pegunungan di Kecamatan Cilawu yang hasilnya banyak siswa antusias untuk disuntik vaksin.
Ia berharap semakin banyak pelajar maupun masyarakat umum divaksinasi maka Kabupaten Garut bisa masuk ke Level 1 dalam Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang artinya waktu pembelajaran di sekolah akan normal. "Untuk bisa ke Level 1 itu salah satu syaratnya adalah sudah banyak pelajar yang divaksinasi," katanya.
Meski pelajar sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19, kata Totong, aturan penerapan protokol kesehatan harus tetap dilakukan seperti memakai masker di sekolah, menjaga jarak, dan menyediakan tempat cuci tangan.
Jika ada sekolah yang melanggar protokol kesehatan, lanjut Totong, maka sekolah yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi tegas yaitu ditutup, tidak diperbolehkan belajar tatap muka. "Kalau ada sekolah yang mengabaikan prokes maka sekolahnya akan ditutup, sebagai peringatan agar guru, maupun siswa dan orang tuanya mau disiplin prokes," kata Totong.
Sementara itu, laporan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Kabupaten Garut sampai 23 September 2021 untuk sasaran pelajar tahap pertama sebanyak 17.669 orang atau sekitar 6,0 persen dari sasaran wajib vaksin 293.330 orang.