Kamis 23 Sep 2021 22:52 WIB

Bangun Komunikasi ke Masyarakat, Ini Terobosan dari Polri

Anggota polisi harus membuka ruang untuk diskusi dengan masyarakat

Program Polri Belajar
Foto: istimewa
Program Polri Belajar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Upaya memperbaiki citra kepolisian terus dilakukan. Kali ini wujudnya melalui kegiatan bernama program Polri Belajar.

“Konsep programnya adalah seminar atau motivational speech yang dilakukan melalui dua arah (komunikasi imbal balik),” kata Asisten Kapolri Bidang SDM, Irjen Pol Wahyu Widada M. Phil, yang menjadi penggagas sekaligus pemateri dari program ini dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (23/9).

Wahyu menjelaskan program ini berdurasi 60 menit. Kegiatan ini ditujukan buat para perwira kepolisian yang berada di seluruh Polda di Indonesia.

“Polri Belajar ini dilakukan secara rutin setiap Kamis secara daring. Peserta dari program Polri Belajar adalah perwakilan tiga orang perwira pertama yang dipilih oleh Polda masing-masing dan satu orang perwira pertama yang dipilih dari satuan kerja (satker) Mabes Polri,” tuturnya.

Wahyu berharap program ini dapat menjadi mentor untuk meningkatkan kualitas dan kapabilitas anggota polisi menuju Polri yang Presisi. Pada agenda perdana, mengusung topik Membangun Kepercayaan Masyarakat.  

“Dalam program mentorship ini, lebih ditekankan pentingnya legitimasi polisi dalam persepsi masyarakat. Legitimasi polisi dapat ditingkatkan melalui transformasi organisasi, salah satunya  dalam komunikasi sosial anggota polisi,” tutur Wahyu.

Wahyu menjelaskan dalam komunikasi sosial, hal utama adalah kemampuan mendengarkan masyarakat dan cara penyampaian yang mudah pahami perlu dijalankan setiap anggota polisi. Ia menilai edukasi dan sosialisasi yang telah dilakukan anggota selama ini sudah bagus, namun belum tentu menjawab kebutuhan masyarakat.

"Anggota polisi harus membuka ruang untuk diskusi dengan masyarakat sehingga intervensi yang diberikan dapat sinergis dan tepat sasaran," kata Wahyu.

Kepercayaan dari masyarakat, kata Wahyu, tidak hanya harus dibangun, namun, dirawat dan dipertahankan lewat adanya pengawasan secara berjenjang. Selain itu lagi, kara dia, perlu juga dibangun kesadaran mengemban nilai moralitas serta humanis.

“Dengan demikian, penyelewengan dan pelanggaran dari internal anggota polisi berkurang dan kualitas anggota polri dapat menjadi sosok yang dicontoh oleh masyarakat,” kata Wahyu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement