Jumat 24 Sep 2021 04:34 WIB

Peredaran Uang Palsu di Indonesia Tergolong Kecil

Pemalsuan uang rupiah Indonesia termasuk sangat kecil dibandingkan negara lain.

Pemalsuan uang rupiah Indonesia termasuk sangat kecil dibandingkan negara lain.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pemalsuan uang rupiah Indonesia termasuk sangat kecil dibandingkan negara lain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Wadirtipideksus) Bareskrim Polri, Kombes Pol Whisnu Hermawan, menyebutkan, peredaran uang palsu di Indonesia terbilang kecil dibanding negara-negara di dunia. "Pemalsuan uang rupiah Indonesia sangat kecil, jadi kalau 1 juta lembar uang asli, cuma ada tiga lembar uang palsu," kata Hermawan di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/9).

Menurut Hermawan, jika dibandingkan dengan pemalsuan dolar AS, dari satu juta lembar uang dolar kemungkinan ada 250 lembar yang palsu. "Jadi uang rupiah ini masih dinilai sangat kecil dalam pemalsuannya. Karena fitur-fitur pengamanannya cukup spesifik dan cukup bagus, ada 11 pengamanan atau ciri khas dari uang asli tersebut," ungkap Hermawan.

Baca Juga

Meski demikian, tindak pidana pemalsuan mata uang dan peredaran uang palsu menjadi tantangan tersendiri bagi Polri dalam menindaknya. Peredaran uang palsu ini menimbulkan kerugian bagi ekonomi masyarakat, selain itu dapat menurunkan nilai kepercayaan masyarakat terhadap mata uang yang beredar.

Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Imanuddin, dalam konferensi pers pengungkapan kejahatan uang palsu di Bareskrim Polri siang tadi, menyebutkan, penindakan terhadap tindak pidana uang palsu penting dilakukan, karena uang bagian dari kedaulatan bangsa Indonesia, disamping fungsinya untuk transaksi ekonomi. Imanuddin mengungkapkan, perkembangan uang palsu di Indonesia rata-rata setiap tahun sebanyak 200 ribu bilyet.

"Kalau dibandingkan negara lain, Indonesia masih cukup rendah, seperti setahun ini tingkatnya 3 ppm (piece per million) artinya 3 lembar per satu juta lembar," tuturnya.

Jika dibandingkan negara lain, sambung Imanuddin, kemungkinan bisa sampai 100-200 bilyet per 1 juta lembar uang asli. Meski dinilai rendah, Imanuddin mengingatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap uang yang beredar harus dijaga, salah satu upayanya dengan penindakan hukum yang dilakukan oleh jajaran kepolisian.

"Untuk tetap menjaga masyarakat agar terlindungi, BI tahun ini mensosialisasikan cinta, bangga, dan paham rupiah. Salah satu cinta itu adalah kita imbau masyarakat untuk mengenal rupiah dan ciri-cirinya," ujar Imanuddin.

Ia menambahkan, uang rupiah memiliki 11 fitur pengamanan. Dari 11 fitur tersebut, hanya sebagian yang bisa dilihat oleh masyarakat, salah satunya "3D" (dilihat, diraba dan diterawang). "Ada beberapa fitur keamanan keaslian uang yang hanya dikenali di Laboratorium BI. Untuk itu kita jaga betul uang kita dengan beberapa fitur keamanan yang mudah-mudahan ini akan tetap kuat yang sulit dipalsukan dan tingkat pemalsuannya ini tetap rendah," kata Imanuddin.

Sebelumnya diberitakan, Dittipideksus Bareskrim Polri menangkap 20 tersangka pemalsuan mata uang dan pengedar uang palsu dari tiga jaringan di wilayah Jakarta-Bogor, Tangerang, Demak dan Sukoharjo.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement