REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan negaranya dan Arab Saudi berhasil mencapai kemajuan serius dalam pembicaraan mengenai keamanan Teluk. Kedua negara masih akan melanjutkan dialog guna menengahi perbedaan.
“Kami telah melakukan beberapa putaran pembicaraan dengan pemerintah Arab Saudi di (ibu kota Irak) Baghdad selama beberapa bulan terakhir. Ada pembicaraan yang baik tentang isu-isu bilateral. Kemajuan serius telah dibuat dalam masalah keamanan di Teluk,” kata Khatibzadeh pada Kamis (23/9), dilaporkan kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA).
Dia mengungkapkan, Iran yakin solusi untuk menyelesaikan masalah di kawasan Teluk atau Timur Tengah (Timteng) dapat dicapai lewat mekanisme komprehensif dari dalam kawasan itu sendiri. Teheran diketahui telah lama menentang campur tangan asing di Timteng.
Dalam pidatonya di sidang Majelis Umum PBB ke-76, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menyinggung tentang pembicaraan yang dijalin negaranya dengan Iran. “Iran adalah negara tetangga. Kami berharap pembicaraan awal kami dengannya akan mengarah pada hasil nyata guna membangun kepercayaan, membuka jalan untuk mencapai aspirasi rakyat kami dalam membangun hubungan kerja sama,” ucapnya, dikutip laman Al Arabiya.
Kendati demikian, Raja Salman menekankan, setiap hubungan dengan Iran harus didasarkan pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dan resolusi legitimasi internasional. Kedaulatan harus dihormati dan intervensi dalam urusan internal masing-masing pihak mesti dihindari.
Baca juga : Apa Tugas Malaikat Jibril Setelah Nabi Muhammad Wafat?
Menurut Raja Salman, Iran pun harus menyetop dukungannya pada kelompok teroris atau milisi sektarian di kawasan. Sebab, keberadaan mereka hanya membawa perang dan kehancuran.
Arab Saudi dan Iran memulai pembicaraan pada April lalu. Kedua negara berupaya mengatasi ketegangan di antara mereka. Presiden Irak mengatakan Baghdad menjadi tuan rumah pembicaraan itu..