Jumat 24 Sep 2021 07:42 WIB

Dialog Iran dan Arab Saudi Capai Kemajuan

Raja Salman ingin hubungan dengan Iran didasarkan kepatuhan prinsip internasional.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam foto yang diambil dari video ini, Salman Bin Abdulaziz Al-Saud, Raja Arab Saudi, berbicara dari jarak jauh pada sesi ke-76 Majelis Umum PBB dalam pesan yang direkam sebelumnya, Rabu, 22 September 2021, di markas besar PBB.
Foto: AP/JUSTIN LANE/UN Web TV
Dalam foto yang diambil dari video ini, Salman Bin Abdulaziz Al-Saud, Raja Arab Saudi, berbicara dari jarak jauh pada sesi ke-76 Majelis Umum PBB dalam pesan yang direkam sebelumnya, Rabu, 22 September 2021, di markas besar PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan negaranya dan Arab Saudi berhasil mencapai kemajuan serius dalam pembicaraan mengenai keamanan Teluk. Kedua negara masih akan melanjutkan dialog guna menengahi perbedaan.

“Kami telah melakukan beberapa putaran pembicaraan dengan pemerintah Arab Saudi di (ibu kota Irak) Baghdad selama beberapa bulan terakhir. Ada pembicaraan yang baik tentang isu-isu bilateral. Kemajuan serius telah dibuat dalam masalah keamanan di Teluk,” kata Khatibzadeh pada Kamis (23/9), dilaporkan kantor berita Iran, Islamic Republic News Agency (IRNA).

Baca Juga

Dia mengungkapkan, Iran yakin solusi untuk menyelesaikan masalah di kawasan Teluk atau Timur Tengah (Timteng) dapat dicapai lewat mekanisme komprehensif dari dalam kawasan itu sendiri. Teheran diketahui telah lama menentang campur tangan asing di Timteng.

Dalam pidatonya di sidang Majelis Umum PBB ke-76, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud menyinggung tentang pembicaraan yang dijalin negaranya dengan Iran. “Iran adalah negara tetangga. Kami berharap pembicaraan awal kami dengannya akan mengarah pada hasil nyata guna membangun kepercayaan, membuka jalan untuk mencapai aspirasi rakyat kami dalam membangun hubungan kerja sama,” ucapnya, dikutip laman Al Arabiya.

Kendati demikian, Raja Salman menekankan, setiap hubungan dengan Iran harus didasarkan pada kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dan resolusi legitimasi internasional. Kedaulatan harus dihormati dan intervensi dalam urusan internal masing-masing pihak mesti dihindari.

Baca juga : Apa Tugas Malaikat Jibril Setelah Nabi Muhammad Wafat?

Menurut Raja Salman, Iran pun harus menyetop dukungannya pada kelompok teroris atau milisi sektarian di kawasan. Sebab, keberadaan mereka hanya membawa perang dan kehancuran.

Arab Saudi dan Iran memulai pembicaraan pada April lalu. Kedua negara berupaya mengatasi ketegangan di antara mereka. Presiden Irak mengatakan Baghdad menjadi tuan rumah pembicaraan itu..

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement