Jumat 24 Sep 2021 09:24 WIB

Kisah Istri Abu Lahab: Arwa alias Ummu Jamil (1)

Arwa merupakan wanita pembawa kayu bakar.

Red: Ani Nursalikah
Kisah Istri Abu Lahab: Arwa alias Ummu Jamil (1)
Foto: pixabay
Kisah Istri Abu Lahab: Arwa alias Ummu Jamil (1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah SWT berfirman, Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan se sungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar, Yang di lehernya ada tali dari sabut (al-Lahab [111]: 1-5).

Julukannya adalah Ummu Jamil binti Harb. Nama aslinya Arwa. Dia adalah saudara perempuan Abu Sufyan sekaligus bibi Mu'awiyah. Dalam Alquran, Arwa dijuluki dengan "wanita pembawa kayu bakar" karena sering membawa kayu bakar. Di lehernya selalu ada tali dari sabut kurma.

Baca Juga

Sayangnya, Ummu Jamil mewariskan kedengkian, kebencian, dan dendam para orang tua dan kakek moyangnya kepada para sepupunya dari kalangan Bani Hasyim. Sementara salah seorang sepupunya adalah Hindun binti 'Utbah, istri Abu Sufyan, yang pernah mengunyah hati sahabat Hamzah ibn Abdul Muththalib dalam peristiwa Perang Uhud. Tak heran jika kemudian Hindun dijuluki "si pengunyah hati". 

Ummu Jamil pun tumbuh dewasa di sebuah rumah besar kaum Quraisy, kemudian menikah dengan 'Abdul Uzza ibn 'Abdul Muththalib yang dikenal dengan Abu Lahab. Ia menjadi ibu kedua anaknya, 'Utbah dan 'Utaibah. 

Sebagaimana diketahui, dalam diri Ummu Jamil tersimpan hati yang keras, tabiat yang jahat, dan lisan yang tajam menyakitkan. Selang tiga tahun setelah Nabi SAW diutus menjadi rasul, Allah memerintahkan beliau membuka dan memperlihatkan segala yang tersembunyi dalam diri istri Abu Lahab tersebut. 

Beberapa ayat Alquran turun membeberkan tentangnya, Dan berilah peringatan kepada kerabat kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah, "Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan," (al-Syu'ara [26]: 214-16).

Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik (al-Hijr [15]: 94).

Setelah turun ayat-ayat di atas, Rasulullah SAW kemudian mengumpulkan kerabatnya dalam sebuah jamuan makan. Beliau berusaha menyeru mereka untuk mengesakan Allah. Bersambung

Baca juga: Kisah Istri Abu Lahab: Arwa alias Ummu Jamil (5-Habis)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement