Jumat 24 Sep 2021 10:22 WIB

AHY Harap Ada Pendekatan Khusus Atasi Konflik di Papua

Negara harus tegas, tidak ada ruang bagi mereka yang ingin memisahkan diri dari NKRI.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berdialog dengan sejumlah tokoh lintas agama di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (22/9/2021).
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang/wsj.
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berdialog dengan sejumlah tokoh lintas agama di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu (22/9/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyarankan agar pemerintah melakukan pendekatan khusus untuk mengatasi konflik yang terjadi di Papua, salah satunya dengan pendekatan keamanan dan meningkatkan kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

"Untuk persoalan Papua, saya rasa perlu dilakukan pendekatan keamanan dan peningkatan kesejahteraan sosial, tidak harus selalu pendekatan bersenjata, dan saya turut prihatin atas gugurnya dua prajurit TNI asal Kalbar saat tugas operasi di Papua, semoga diterima di tempat yang mulia," kata AHY saat berdialog di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (23/9) malam WIT.

AHY menyampaikan, persoalan yang terjadi di Papua, harus dilihat pokok permasalahannya. Sehingga pendekatan keamanan itu menjadi sangat penting. Meski begitu, diam enegaskan, tidak bisa dibiarkan adanya pemberontakan bersenjata yang terjadi saat ini di Papua.

Menurut peraih Adhi Makayasa Akademi Militer (Akmil) 2000 tersebut, negara harus memberikan ketegasan bahwa tidak ada ruang bagi mereka yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Sebagai seorang prajurit tugas menjaga kedaulatan negara itu di atas segalanya, bahkan rela mengorbankan jiwa dan raga, dan saya pernah merasakan kondisi seperti itu."

AHY bercerita, ketika masih menjadi seorang prajurit TNI, ia sering ditugaskan dalam tugas operasi baik di dalam maupun di luar negeri. Pada saat tugas operasi di Aceh pada 2005, kata AHY, juga dilakukan pendekatan keamanan, selain pendekatan bersenjata dan itu berhasil. Terbukti, hingga saat ini Provinsi Aceh menjadi damai.

"Namun, untuk Papua memang sedikit berbeda permasalahannya, sehingga perlu juga peningkatan kesejahteraan sosial, pendidikan, dan kesehatan," kata AHY.

Tidak hanya itu, AHY juga menanggapi radikalisme dan terorisme yang pernah terjadi di Indonesia, seperti halnya tahun 2002 dan tahun 2005 terjadi peristiwa bom Bali dan sejumlah insiden terorisme lainnya. "Jangan ada ruang radikalisme dan terorisme, karena itu menghancurkan sendi-sendi kehidupan kita," ujar AHY.

Dia menilai, terorisme bisa berdampak bagi perekonomian dan berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Bahkan, ancaman terorisme itu bisa menimbulkan rasa ketakutan yang berlebihan di tengah masyarakat.

"Kita harus meyakinkan negara hadir untuk melindungi segenap masyarakatnya dari ancaman terorisme dan radikalisme, tugas TNI memang tidak setiap kali diapresiasi, tetapi kita bisa tidur nyenyak karena ada mereka yang bertugas di malam hari dan di pagi hari, jadi kita apresiasi bagi TNI yang selalu siap melaksanakan tugasnya," kata AHY.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement