REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Presiden La Liga Spanyol Javier Tebas menyebut penentangan Barcelona dan Real Madrid terhadap kesepakatan La Liga dengan perusahaan ekuitas swasta CVC, terkait dengan Liga Super Eropa. Bulan lalu, CVC mengumumkan telah membeli 11 persen saham dalam hal audiovisual selama 50 tahun ke depan seharga 2,1 miliar euro.
Kesepakatan itu ditolak oleh Barcelona, Real Madrid, dan Athletic Bilbao. Sementara, 39 anggota La Liga lainnya menerima. Dalam KTT Sepak Bola Dunia hari ini, Tebas mengatakan kalau dirinya harus percaya pada demokrasi dan saran. Setiap klub memiliki satu suara dan itu tidak bergabung dan tergantung pada aset.
Karena itu Tebas akan tetap merujuk pada mayoritas klub yang menerima kesepakatan tersebut. ''Jika Anda melihat mengapa mereka menentang ini, maka itu karena mereka bekerja untuk proyek Liga Super, yang akan merusak liga nasional. Jadi bagaimana mereka bisa mendukung pertumbuhan La Liga?'' ujar Tebas dikutip dari The Athletic, Jumat (24/9).
Dalam pernyataan bersama pada Agustus lalu, tiga klub yang menentang tersebut menyatakan, kesepakatan itu diadopsi dalam kerangka prosedur yang sangat tidak teratur. Mereka juga menuding La Liga tidak menghormati jaminan minimal yang diperlukan untuk tujuan ini, terutama dalam kesepakatan yang penting.
''Komite ekonomi klub mempresentasikan sebuah studi yang menyimpulkan bahwa perjanjian itu tidak masuk akal bagi Barcelona, tidak untuk biayanya, atau remunerasi yang akan diterimanya, durasi atau jenis kewajiban yang menyertainya,'' kata pihak Barcelona.